Jakarta, MINA – Lembaga Kemanusiaan Kegawatdaruratan medis MER-C mengapresiasi konsistensi pemerintah Indonesia untuk tidak mengakui Israel dan menolak normalisasi hubungan.
Menepis isu yang muncul Indonesia akan berdamai dengan Israel, Presiden Joko Wododo dengan tegas mengatakan kepada Presiden Mahmoud Abbas bahwa Indonesia mendukung solusi dua negara dan tidak akan mengikuti beberapa negara Arab yang berdamai dengan Israel.
“Langkah tegas Indonesia yang tidak mengakui Israel semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai penyokong utama kemerdekaan Palestina,” ujar MER-C dalam keterangan tertulis pada Rabu (30/12).
MER-C mengatakan, namun sangat disayangkan ada sebagian dari kelompok warganegara yang mengabaikan dan menutup mata realita penjajahan Israel atas tanah Palestina. Dengan intens mereka membina hubungan dengan Israel baik di bidang perdagangan, pendidikan dan lain-lain.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
“Apapun argumentasi yang diutarakan terutama sektor ekonomi, menggambarkan tidak ada empati sama sekali, apalagi kita bangsa yang mengalami penindasan oleh penjajah. Seharusnya kita mesti memahami bahwa menjalin hubungan intens dengan pihak Israel berarti mengkhianati sejarah dan konstitusi. Sebaiknya pemerintah melarang kunjungan warga negara ke Israel, kecuali untuk kunjungan ziarah mungkin masih bisa diterima,” tambah MER-C.
MER-C mengatakan, adanya warga negara yang intens berhubungan baik dengan Israel dan menutup mata akan kebrutalan Israel atas Palestina itu menjadikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yakin Indonesia akan mengikuti langkah beberapa negara Arab yang mengakui Israel.
“Bila tidak dihentikan hubungan gelap ini, tinggal menunggu waktu kita akan takluk dengan tekanan Israel,” pungkasnya. (R/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung