Tangerang, MINA – Lembaga Kemanusian Medis Kegawatdaruratan Medical Emergency Rescue – Comminttee (MER-C) pada Jumat (22/2) memberangkatkan tim pertama sebanyak enam relawan kontruksi pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) tahap kedua di Gaza, Palestina.
“Keberangkatan relawan dibagi menjadi dua gelombang, gelombang pertama terdiri dari enam relawan, sedangkan gelombang kedua berjumlah 26 relawan,” kata Ketua Tim Pembangunan Tahap 2 RS Indonesia Ir. Faried Thalib, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Jumat (22/2).
Faried yang juga merupakan salah satu Presidium MER-C menjelaskan, total sebanyak 32 relawan akan berangkat menuju Kairo, Mesir, negara yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza.
Turut dalam tim ini adalah Presidium MER-C (Ir. Faried Thalib dan Dr. Arief Rachman, SpRad), Ketua Divisi Kontruksi MER-C (DR. Ir. Idrus Muhamad Alatas, MSc), arsitek perancang bangunan RS Indonesia (Ir. Rizal Syarifuddin) serta Ir. Edy Wahyudi Darta, relawan yang pernah memimpin pembangunan tahap pertama RS Indonesia, kali ini dipercaya kembali untuk menjadi Site Manager pembangunan tahap dua RS Indonesia.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Tim pertama akan berangkat pada pukul 20.00 WIB petang ini dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten menggunakan Pesawat SAUDIA transit menuju Jeddah, Arab Saudi dan diperkirakan perjalanan akan memakan waktu kurang lebih 12 jam, kemudian ke Kairo Mesir.
“Keberangkatan relawan gelombang pertama, akan bertolak ke Kairo Mesir pada hari Jumat malam ini, pukul 20.00 WIB. Sementara gelombang dua sebanyak 26 relawan akan menyusul terbang ke Kairo pada hari Sabtu (23/2/2019) pukul 11.00 WIB dari bandara yang sama,” ujarnya.
Presidium MER-C Ir. Faried melanjutkan, keberangkatan ini dimungkinkan setelah didapatnya izin masuk Mesir dan Gaza yang diterima oleh MER-C dari otoritas setempat.
“Kami berharap dengan izin yang ada, Tim bisa segera masuk ke Jalur Gaza. Koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Kairo terus kami lakukan,” ujarnya.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
“Mohon doa dari seluruh rakyat Indonesia agar perjalanan ini diberi kelancaran, kemudahan dan keselamatan,” tambahnya.
Dari total 32 relawan pembangunan RS Indonesia di Gaza, 28 relawan berasal dari jaringan Ponpes Al-Fatah, sementara empat relawan dari MER-C. Rencananya mereka akan berada di sana selama 1.5 tahun untuk menyelesaikan pembangunan lantai tambahan RS Indonesia di Gaza.
RS Indonesia merupakan karya anak bangsa yang sepenuhnya dibangun dari donasi rakyat Indonesia. Terletak di Bayt Lahiya, sekitar 2,5 km dari perbatasan Israel, RS Indonesia menjadi pusat rujukan utama bagi masyarakat di wilayah Jalur Gaza bagian utara.
Berdiri di atas tanah wakaf seluas 1,6 hektar, bangunan RS Indonesia terdiri dari 2 lantai dan 1 lantai basement dengan kapasitas 100 tempat tidur, 4 kamar operasi, 10 bed ICU, Ruang Radiologi, Laboratorium, Bank Darah, IGD yang dilengkapi peralatan medis terbaik saat ini, sudah kewalahan menampung pasien yang datang berobat. Kapasitas 100 tempat tidur sudah tidak mencukupi untuk memberikan perawatan kepada pasien yang membutuhkan.
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida
Untuk itu, pengembangan RS Indonesia akan dilakukan berupa pembangunan dua lantai tambahan guna menambah kapasitas ruang perawatan dan membuka departemen serta layanan medis baru juga pengadaan peralatan kesehatan. Waktu yang dibutuhkan untuk diperkirakan 1 hingga 1,5 tahun. Selama proses pembangunan, pelayanan di RS Indonesia akan berjalan seperti biasa. (L/Sj/R10/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)