Jakarta, MINA – MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) bersama dengan berbagai organisasi profesi medis yang tergabung dalam Humanity Without Walls melakukan Aksi Solidaritas Tenaga Kesehatan Indonesia untuk Palestina di Patung Kuda Jakarta Pusat, pada Jumat (15/12), dimulai pukul 13.00-16.00 WIB.
Dalam pantauan wartawan Kantor Berita MINA, ratusan massa dari berbagai ketua serta anggota organisasi profesi medis di Indonesia menghadiri aksi dengan memakai baju jaga mengangkat spanduk dan slogan-slogan bertema ‘Time to Scream to the World, STOP GENOCIDE (Saatnya Berteriak kepada Dunia, HENTIKAN GENOSIDA)!’.
Koordinator Lapangan kegiatan aksi dr. Muhammad Reza Saputra, Sp.OT mengatakan, aksi ini digelar guna mendesak Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza yang terjadi akibat serangan Israel.
“Aksi ini digelar dalam rangka merespon genosida dan krisis kemanusiaan yang masih terus berlangsung di Palestina, serta penargetan fasilitas Kesehatan dan tenaga kesehatan oleh militer Zionis Israel di Gaza,” tegas Reza kepada MINA.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad, Aksi solidarita ini menunjukkan kepada dunia bahwa zionis Israel telah pelanggaran HAM luar biasa terhadap perlindungan khusus yang diberikan kepada warga sipil, anak-anak, dan tenaga medis berdasarkan hukum humaniter internasional, serta pelanggaran luas terhadap hukum hak asasi manusia internasional.
“Relasi kita dr Ashraf Mashadi, ketika beliau sedang mengambil obat-obatan di gudang WHO ditembak mati di sana. Kita berupaya untuk menujukkan solidaritas kemanusiaan untuk profesi dokter dan nakes di sana,” ujarnya.
Selain MER-C, ada beberapa organisasi profesi tenaga medis lainnya yang tergabung dalam Humanity Agent Without Wall, yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia(PATELKI), Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), dan Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI).
Dalam aksi tersebut disampaikan petisi Tenaga Kesehatan Indonesia mendesak Organisasi Kesehatan Dunia mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza yang terjadi akibat serangan Israel.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Berikut lima tuntutan aksi dalam petisi yang disampaikan oleh Presidium MER-C dr. Arief Rachman, SpRad:
1. Memberikan jaminan keselamatan untuk tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan Palestina yang bertugas memberikan bantuan medis kepada korban yang membutuhkan.
2. Segera membebaskan tenaga kesehatan yang ditahan oleh militer Israel.
3. Memberikan akses masuk bantuan kemanusiaan dan tenaga kesehatan asing untuk membantu korban perang serta melindungi tenaga kesehatan asing yang bekerja memberikan pertolongan kepada korban.
4. Mendorong insan kesehatan dan organisasi kesehatan di berbagai penjuru dunia untuk menyuarakan hal yang sama.
5. Menuntut tidak ada lagi perlakuan yang melanggar konvensi Geneva bagi tenaga kesehatan di masa yang akan datang.
Perang di Jalur Gaza, Palestina sudah memasuki hari ke 67. Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza merilis jumlah korban serangan brutal militer Israel terhadap tenaga kesehatan dan sejumlah fasilitas kesehatan termasuk korban terbunuh dari tenaga medis berjumlah sebanyak z87 orang, lebih dari 70 orang tenaga medis ditangkap, serta 140 institusi kesehatan mengalami kerusakan hingga tidak dapat digunakan sebagaimana fungsinya, termasuk Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza.(L/R1/P2)
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)