Jakarta, MINA – Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mendesak Perdana Menteri Israel untuk segera menghentikan serangan ke Rafah, Gaza Selatan, yang akan mengakibatkan banyak korban sipil jika terus meluas.
“MER-C juga menyerukan kepada komunitas internasional segera mengambil tindakan untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza sebelum terlambat,” kata dr. Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium MER-C, dalam temu media di Kantor MER-C, Jakarta, Rabu (8/5).
Pasukan lsrael melancarkan serangan udara dan darat secara masif di wilayah Rafah, Senin (6/5).
Kementerian Pertahanan Israel hari Senin mengumumkan operasi militer di Rafah dan mengeluarkan peringatan kepada warga Palestina untuk mengungsi secara paksa dari bagian timur Rafah menuju ke daerah pesisir Al-Mawasi, barat daya Gaza, termasuk sekitar penyeberangan Rafah, perbatasan dengan Mesir, yang merupakan titik perlintasan utama bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
Serangan ke Rafah ini mengakibatkan penundaan pertukaran Tim Emergency Medical Team (EMT) 3 MER-C yang akan keluar dari Jalur Gaza dan Tim EMT 4 yang akan masuk bertugas ke Jalur Gaza.
Hal ini karena WHO mengeluarkan peringatan agar semua perjalanan dibatalkan.
MER-C terus memantau situasi yang mungkin akan memburuk, serta berkoordinasi dengan WHO untuk menjaga dan memastikan Tim dalam kondisi aman dan dapat terus bekerja dengan baik.
Hingga saat ini tank-tank Israel telah memasuki Penyebarangan Rafah. Suara drone dan pesawat tempur Israel terus terdengar jelas dari guest house/posko, tempat TIM EMT menetap.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Liason Officer EMT MER-C, Marissa Noriti menjelaskan, pihaknya berkoordinasi dengan WHO sejak 18 Maret 2024 terus mengirimkan bantuan Tim Medis ke Jalur Gaza, yang tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT).
Sejauh ini, MER-C telah mengirimkan total 4 Tim EMT.
“Sebanyak tiga Tim EMT sudah masuk dan bertugas di Jalur Gaza, sementara satu Tim (Tim EMT 4) masih tertahan di Kairo,” kata Marissa.
Hingga saat ini, terhitung MER-C telah mengirimkan total 31 relawan yang terdiri darí dokter spesialis, dokter umum, perawat dan bidan.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
TIM EMT MER-C sebelumnya bertugas di sejumlah rumah sakit yang masih berfungsi di Rafah, Gaza Selatan, yaitu Rumah Sakit An Najar, Rumah Sakit El Emiraty dan Klinik Tal AI Sultan Primary Health Care Center.
Pasca serangan darat Israel ke Rafah, tersisa 12 relawan MER-C yang masih bertugas di Jalur Gaza. Pada Senin/8 Mei 2024, aktifitas semua medis relawan MER-C sempat dihentikan imbas serangan darat Israel ke Rafah.
WHO juga sementara melarang Tim EMT bekerja di RS Emirati dan RS An Najar. Lokasi yang masih diperbolehkan untuk Tim bertugas adalah di Klinik Tal Al Sultan Primary Health Care Center.
“Pada Hari ini, Rabu/8 Mei 2024, tiga relawan EMT MER-C bergerak ke Tal Al Sultan Primary Health Care Center untuk bertugas memberikan pelayanan medis kepada para warga/pasien,” jelas Marissa.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya