Jakarta, MINA – Lembaga Kemanusiaan Medical Emergency Rescue – Committe (MER-C) berharap pembangunan rumah sakit di Rakhine State, Myanmar, bisa meredakan konflik yang terjadi di negara itu.
“Melalui pembangunan rumah sakit ini, kami berharap konflik di sana segera berakhir. Kami melihat hubungan antar agama di manapun bisa hidup berdampingan, bisa hidup harmonis,” kata Anggota Presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad saat mengunjungi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Jum’at (28/7).
Pada kunjungan singkat itu, dr. Sarbini mengungkapkan bahwa pembangunan rumah sakit di Rakhine State adalah salah satu usaha yang bisa dilakukan lembaganya untuk terciptanya kedamaian bersama di Myanmar.
“Kita ingin menunjukkan bahwa kehidupan antar beragama bisa hidup berdampingan bisa hidup harmonis,” ujarnya.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Menurut dia, peran dari masyarakat Indonesia sangat ditunggu oleh warga di sana. “Masyarakat di Rakhine State ingin kita konsisten dukung mereka. Masyarakat di sana juga ingin lebih mengetahui keharmonisan antar umat beragama di Indonesia,” ujarnya.
Ketika ditanya soal sikap Pemerintah Myanmar, dr. Sarbini menegaskan bahwa mereka menerima dengan tangan terbuka tindakan dan sikap MER-C untuk membangun rumah sakit itu. “Pemerintah Myanmar terbuka. Insya Allah pembangunannya lebih cepat dari RSI di Gaza, karena memang kondisi dan situasinya berbeda,” ujarnya.
MER-C sebelumnya telah berhasil membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Menurut Sarbini, pembangunan rumah sakit tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjalankan diplomasi lembut di daerah-daerah konflik.
Rumah sakit dipandang sebagai tempat netral yang akan menjadi sarana berbaur masyarakat dari kedua belah pihak dan merupakan bantuan yang dapat memberi manfaat jangka panjang bagi para korban.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Rumah Sakit Indonesia di Negara Bagian Rakhine, Myanmar akan dibangun di Desa Muaung Bwe dengan luas lahan mencapai lebih dari 7.000 meter persegi.
“Sebelumnya kami telah membeli tanah seluas 4.000 meter persegi, kemudian ditambah 3.000 meter persegi oleh pemerintah setempat. Lokasi tersebut berada di perbatasan permukiman warga Buddha dan Muslim, sehingga mudah dijangkau oleh mereka,” tuturnya.
Pembangunan rumah sakit tersebut direncanakan menggunakan biaya sebesar Rp25 miliar. Saat ini, dana yang terkumpul baru sekitar Rp12 miliar.
Selain mengunjungi LKBN Antara, MER-C juga menyempatkan untuk mengunjungi Kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Kantor Kompas. (L/R06/RS3)
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)