Jakarta, 25 Rabi’ul Awwal 1435/27Januari 2014 (MINA) – Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Comitte (MER-C), Dr. Henry Hidayatullah menyatakan, para relawan MER-C adalah ‘da’i atau orang yang memberikan bantuan di daerah bencana yang dalam prinsip Islam disebut rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam).
“Sebenarnya kami juga dai. Dai selain bermakna ‘mengajak’, bisa pula berupa perilaku (yang mulia-red). Kami dalam konteks ini memberikan bantuan di daerah bencana, seperti itulah yang diajarkan Islam,” kata Dr. Henry saat ditemui Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di kantornya, Jakarta, Ahad malam.
Menurut dia, dengan cara bersikap dan berposisi netral di setiap daerah bencana, terutama di daerah konflik antaragama, tim medis MER-C telah menyampaikan nilai-nilai Islam secara universal.
“Pintu hidayah itu banyak, mudah-mudahan dengan membantu, hidayah masuk dari pintu itu,” kata pria yang pernah bersama timnya memberi sumbangsihnya dalam bencana konflik bernuansa SARA di Maluku di era ’90-an.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Dr. Henry mengungkapkan, warga Filipina yang notabene non-Muslim ternyata welcome (menyambut baik) kehadiran tim kemanusiaan MER-C saat sebagian wilayah negara itu dihantam oleh topan Haiyan (Yolanda) baru-baru ini. Mereka menunjukkan rasa terima kasih yang sangat besar kepada para relawan.
“Kami tidak mengharapkan ucapan terima kasih mereka, melainkan hanya merajut jalinan kemanusiaan dan menyampaikan nilai-nilai Islam,” ujarnya.
Senada dengan Dr. Henry, Anggota Presidium Dr. Sarbini Abdul Murad juga mengatakan bahwa MER-C menganut prinsip rahmatan lil ‘alamin.
“Contoh saat terjadi bencana alam di Filipina yang mayoritas warganya beragama Katolik, juga Manado. Islam itu tidak melihat unsur itu, karena Islam itu rahmatan lil ‘alamin, begitu pula dengan semangat para relawan Mer-C,” tegas dokter asal Aceh itu kepada MINA Sabtu lalu.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Dokter Sarbini juga mengungkapkan, dalam kasus kerusuhan Ambon yang bernuansa SARA, tim medis MER-C membantu korban-korban dari kedua pihak yang berseteru, seperti halnya dengan musibah banjir Manado, menurut dia, tidak ada masalah dengan pasien yang beragama Islam, Kristen atau Katolik.
“Pada saat tertimpa musibah, siapapun akan merasa senang, jika ada orang yang datang untuk membantu. Apa lagi kita datang dari jauh-jauh, tentu mereka sangat senang. MER-C tidak pernah membeda-bedakan apakah yang harus ditolong Muslim ataukan non-Muslim.” (L/P09/E02/Miraj News).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Anda juga dapat mengakses berita-berita MINA melalui handphone.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia