Jakarta, MINA – Ketua presidium MER-C Indonesia dr. Hadiki Habib mengutuk serangan pasukan penjajah Israel ke Wisma dr. Joserizal baru-baru ini, yang menyebabkan sejumlah kerusakan parah.
“Wisma tersebut merupakan situs bersejarah yang menjadi bagian perjanjian internasional antara pemerintah Palestina dan rakyat Indonesia yang di wakili MER-C ketika awal pendirian Rumah Sakit Indonesia,” ujar dr. Hadiki, Sabtu (21/12).
Ia menegaskan, serangan militer ke sistem kesehatan di Gaza Utara adalah kejahatan perang yang nyata, karena bertentangan dengan pasal 53 Konvensi Den Haag tahun 1953.
Selain serangan bertubi-tubi ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, Penjajah Israel juga menyasar Wisma dr. Joserizal Jurnalis yang menyebabkan Semua pintu dan jendela Wisma hancur.
Baca Juga: Pasukan Penjajah Israel Serbu Kamp Pengungsi Al-Fawar di Selatan Hebron
Staf lokal mengatakan berusaha menutup pintu Wisma Joserizal Jurnalis saat serangan terjadi, tetapi tembakan artileri terus-menerus terjadi.
Wisma dr. Joserizal Jurnalis mulai dibangun oleh MER-C pada Juli 2014. Terletak di dalam kompleks RS Indonesia, tanah wisma juga merupakan wakaf dari pemerintah Palestina di Gaza.
Wisma dr. Joserizal Jurnalis selama ini dimanfaatkan sebagai kantor MER-C Cabang Gaza dan juga tempat tinggal relawan MER-C saat menunaikan tugas di Jalur Gaza.
Wisma mulai mengalami kerusakan sejak agresi hari pertama 7 Oktober 2023, saat salah satu serangan penjajah Israel menyasar area kompleks RS Indonesia dan mengenai kendaraan operasional MER-C yang terparkir tepat di depan Wisma dr. Joserizal Jurnalis. Sejumlah bagian Wisma mengalami kerusakan akibat terdampak ledakan dan getaran yang hebat.
Baca Juga: Listrik di RS Kamal Adwan Mati Total Akibat Serangan Israel
Wisma sempat diperbaiki pada Agustus – September 2024 saat Tim EMT MER-C bisa mencapai Gaza Utara dan bertugas di RS Indonesia. Namun akibat serangan terbaru yang menyasar RS Indonesia dan sekitarnya, Wisma dr. Joserizal Jurnalis kembali mengalami kerusakan parah.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB: Lebih Dua Juta Orang di Gaza Kehilangan Kebutuhan Dasar