Jakarta, MINA – Lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) kembali memberangkatkan tim medis yang tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT) untuk bertugas di Jalur Gaza, Palestina.
EMT MER-C ke-6 ini terdiri dari lima orang relawan yang diberangkatkan dalam dua tahap. Tahap pertama berangkat pada Sabtu (26/10), yaitu dokter bedah Faradina Sulistiyani, dokter kandungan Regintha Yasmeen, dan satu perawat Nadia Rosi.
Dua relawan kemudian berangkat pada hari Selasa (29/10) yaitu dokter bedah Taufiq Nugroho dan perawat Kamal Putra Pratama, AMK.
Ketua EMT MER-C dr. Arief Rachman, saat melepas keberangkatan Tim di Bandara Soekarno-Hatta, di Jakarta, pada Selasa (29/10), mengatakan bahwa situasi di Jalur Gaza selama satu bulan terakhir ini semakin memburuk, karena tidak adanya kepastian upaya kemanusiaan yang bisa diterapkan secara efektif di seluruh Jalur Gaza. Namun, MER-C berkomitmen akan tetap konsisten mengirimkan tim medis.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Hujan Ringan Kamis Ini
“Terlepas dari situasi yang berkembang saat ini, MER-C masih konsisten mengirimkan tim medis dalam koridor WHO. Situasi saat ini dengan banyaknya rumah sakit yang terpaksa tidak beroperasi karena keterbatasan dokter, medis dan obat-obatan, kita akan tetap memberikan support, memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan,” ujar Arief.
“Kita berharap dengan adanya tim medis di dalam, maka kita bisa mendorong pasokan obat-obatan dan alat kesehatan karena kita berasumsi di dalam masih ada kebutuhan. Kita tidak bisa bayangkan seandainya kemudian tenaga medis sudah tidak ada maka ketika kita mengirimkan barang-barang dari luar akan dipertanyakan untuk apa pemanfaatannya,” tambahnya.
Arief lebih lanjut mengatakan, Tim EMT ke-6 ini akan bertugas selama satu bulan. Namun WHO berharap seluruh tim bisa bekerja lebih panjang setidaknya untuk jangka waktu tiga bulan. MER-C sendiri masih akan melakukan evaluasi lebih lanjut terkait hal ini.
“Kalau situasi memungkinkan dan teman-teman sanggup untuk bekerja tiga bulan, kita akan sangat menghargai dan akan kita upayakan agar kemudian teman-teman bisa bekerja di sana dalam situasi yang aman,” tegasnya.
Baca Juga: Banjir dan Longsor Hantam Sukabumi
Terkait penempatan tugas, Arief mengungkap situasinya masih sangat fleksibel tapi berdasarkan informasi yang diterima, Tim EMT ke-6 akan bertugas di Gaza Tengah, di Rumah Sakit Lapangan Public Aid Hospital.
Arief juga mengatakan saat ini krisis kemanusiaan yang dihadapi jauh lebih berat dibandingkan dengan awal penyerangan tahun lalu. Ia mengingatkan kini krisis yang terjadi tidak hanya menimpa warga Gaza, tapi juga semua pihak termasuk pekerja kemanusiaan di sana dan mungkin saja termasuk relawan MER-C.
“Bismillah kita berharap kepada Allah agar diberi kemudahan, kekuatan dan upaya yang kita berikan kepada saudara-saudara kita di Gaza ini bisa memberikan arti bahwa kemanusiaan itu masih ada,” pungkasnya.
Saat ini tiga relawan yang berangkat pada tahap pertama sudah tiba di Jalur Gaza, dan dua relawan lainya tiba di Amman, Yordania, menunggu persetujuan masuk Gaza dari WHO. []
Baca Juga: Bandara Frans Seda Maumere NTT Kembali Beroperasi
Mi’raj News Agency (MINA)