Jakarta, MINA – Lembaga Kegawatdaruratan Medis, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) pada hari Senin (20/11) mengirimkan surat terbuka untuk Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Surat itu terkait situasi yang terjadi di Palestina saat ini, di mana Amerika Serikat memberi dukungan kepada Israel untuk melakukan serangan ke wilayah Palestina, khususnya Jalur Gaza, yang mengakibatkan belasan ribu warga sipil menjadi korban.
Berikut isi Surat Terbuka MER-C kepada Presiden AS:
Yang Terhormat Tuan Biden
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Saya Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium Lembaga Kegawatdaruratan Medis (MER-C) Indonesia.
Lembaga Kegawatdaruratan Medis (MER-C) adalah organisasi yang bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang di dalam maupun luar negeri. Sebagai organisasi yang berfokus pada kemanusiaan dan perdamaian, konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel juga turut menjadi perhatian kami.
Apa yang terjadi di Palestina sangat terkait dengan isu penjajahan, kemanusiaan, selain isu keagamaan. Kami berharap Anda, Presiden Amerika Serikat, tidak menjadikan konflik tersebut menjadi lebih buruk. Kami berharap Anda akan benar-benar mempertimbangkan apapun sikap dan pernyataan terkait Palestina. Sikap yang Anda lakukan, antara menjujung tinggi hak asasi manusia, namun di sisi lain justru mempersenjatai negara lain sebagai bentuk perlawanan. Ini tentunya menandakan adanya standar ganda dalam menangani konflik Palestina-Israel.
Sekali lagi, Ini bukan soal agama, suku, ras tapi soal kemanusiaan. Krisis kemanusiaan benar-benar nyata terjadi di Palestina. Semua kehidupan sangat berharga. Kita berdua sepakat bahwa nyawa manusia adalah nilai yang paling disucikan di muka bumi ini. Kami menolak penargetan warga sipil dan kami berduka atas hilangnya seluruh nyawa warga sipil. Warga Gaza menghadapi kematian setiap hari. Setiap lima menit, seorang anak Palestina terbunuh. Benar-benar tidak bisa diterima. Bayi, anak-anak, wanita, orang tua, orang cacat, rumah sakit, ambulan, tenaga medis, jurnalis, komplek perumahan, tempat ibadah dan masih banyak lagi. Ini sepenuhnya merupakan genosida dan pembersihan etnis.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Namun sangat disayangkan keberpihakan Anda kepada Israel dengan memfasilitasi senjata pemusnah massal, justru membuat konflik semakin meluas. Tindakan Anda jelas bertentangan dengan berbagai perjanjian dan kesepakatan Internasional yang diterapkan terhadap keberadaan Palestina. Anda telah menghancurkan aturan main internasional, menghina wibawa PBB, mengoyak rasa keadilan dan melukai nilai-nilai kemanusiaan serta mencoreng wajah peradaban manusia.
Pak Presiden,
Kami percaya Anda masih memiliki hati nurani. Negara besar Anda tentu ingin dipandang terhormat dengan pembelaan-pembelaan kemanusiaannya. Apalagi pemerintah Anda telah bertekad untuk menjadikan prinsip multilateralisme, keadilan dan hak asasi manusia sebagai landasan politik luar negeri Amerika Serikat. Maka, inilah saat yang tepat untuk membuktikannya. Atas nama kedamaian dan kemanusiaan, kami meminta Anda untuk segera melaksanakan gencatan senjata. Kembalikan harga diri Amerika Serikat sebagai negara yang menjunjung hak asasi manusia. Untuk itu gencatan senjata harus dilakukan sekarang, agar tidak menambah jatuhnya korban jiwa dari kedua belah pihak. Ini semua sudah menabrak hukum, moral, dan etika perang, yang harus dijunjung tinggi di sebuah dunia yang beradab.
Kami, bangsa Indonesia, dan juga Masyarakat dunia akan terus mendukung perjuangan pembebasan tanah Palestina dari penjajahan zionis Israel. Dan hak rakyat Palestina untuk kembali ke rumah dan tanahnya.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Jakarta, 20 November 2023
Hormat kami,
Sarbini Abdul Murad
Ketua Presidium MER-C Indonesia
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas
(R/Mil/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama