MER-C: Letak RS Indonesia di Myanmar Strategis

Jakarta, MINA – Pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia di yang diinisiasi oleh lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue – Committee () dinilai terletak di lokasi yang strategis dan cukup mudah dijangkau melalui jalur darat maupun jalur air.

“Lokasinya cukup strategis. Kalau kita bergerak mulai dari Sittwe untuk menjangkaunya, butuh waktu sekitar lima jam lewat jalur darat,” kata Ketua Tim Pembangunan di Myanmar, Drs. Ichsan Thalib kepada MINA sebelum bertolak ke Myanmar, Senin (7/8).

Ichsan mengatakan, jalur yang dilalui untuk mencapai RS Indonesia di Myanmar tidak terlalu buruk. Menurut dia, jalur tersebut masih mampu menampung dua bus yang melaju dari dua arah. “Jalannya ya lumayan. Kalau ada bus dua, ya mesti minggir-minggir dikit lah,” katanya.

Dia menuturkan, lokasi pembangunan untuk RS Indonesia di Myanmar berada tepat di pinggir sungai. Ichsan mengungkapkan bahwa hampir setiap tahun, sungai tersebut selalu membludak hingga menyebabkan banjir setinggi satu meter.

“Dulu kita dapat tempat di pinggir sungai yang cukup besar. Lokasinya tepat di persimpangan, perbatasan propinsi. Hampir semua daerah pinggir sungai kena banjir hingga satu meter. Kecuali jalanan,” katanya.

Lebih jauh, Ichsan mengemukakan bahwa RS Indonesia ini akan diplot untuk menggantikan satu-satunya rumah sakit yang ada di Rakhine. Memang, katanya, di wilayah itu ada sebuah rumah sakit tua yang sudah tidak layak dipakai.

“Di situ ada satu rumah sakit, usianya sudah lebih dari 50 tahun. Sehingga sudah tidak layak pakai. Sementara rumah sakit ini (RS Indonesia) minimal mampu menampung 30 orang untuk masyarakat di daerah mayoritas Muslim dan daerah mayoritas Budha,” ujarnya.

Selain lokasinya yang strategis, Ichsan mengungkapkan bahwa wilayah yang akan dijadikan sebagai tempat pembangunan RS Indonesia termasuk salah satu wilayah yang menghasilkan bahan pangan. “Di wilayah itu, curah hujan cukup tinggi. Bagus untuk pertanian, tempatnya beras,” katanya.

MER-C sebelumnya telah berhasil membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Anggota Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan, pembangunan rumah sakit tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjalankan diplomasi lembut di daerah-daerah konflik.

Rumah sakit dipandang sebagai tempat netral yang akan menjadi sarana berbaur masyarakat dari kedua belah pihak dan merupakan bantuan yang dapat memberi manfaat jangka panjang bagi para korban.

Rumah Sakit Indonesia di Negara Bagian Rakhine, Myanmar akan dibangun di Desa Muaung Bwe dengan luas lahan mencapai lebih dari 7.000 meter persegi.

“Sebelumnya kami telah membeli tanah seluas 4.000 meter persegi, kemudian ditambah 3.000 meter persegi oleh pemerintah setempat. Lokasi tersebut berada di perbatasan permukiman warga Buddha dan Muslim, sehingga mudah dijangkau oleh mereka,” tutur dr. Sarbini.

Pembangunan rumah sakit tersebut direncanakan menggunakan biaya sebesar Rp25 miliar. Saat ini, dana yang terkumpul baru sekitar Rp12 miliar. (L/R06/RE1/RS2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.