Jakarta, MINA – Organisasi sosial kemanusiaan bidang kegawatdaruratan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia berharap dukungan dari masyarakat Indonesia agar bisa menjalankan program bantuan pembangunan jangka panjang seperti yang diharapkan rakyat Afghanistan khususnya dalam bidang kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Bedah MER-C untuk Misi Kemanusiaan Afghanistan, dr. Zecky Eko Triwahyudi, yang memaparkan hasil penilaian timnya pasca menjalankan misi kemanusiaan untuk membantu korban bencana gempa bumi dahsyat di negara tersebut yang melanda akhir Juni lalu,
selama dua pekan.
“NGO dari UN (PBB) dan beberapa negara asing sudah masuk ke sana, tapi belum ada NGO Indonesia yang masuk ke sana. Hasil penilaian kami selama menjalankan misi kemanusiaan di Afghanistan baru-baru ini, berharap bisa digunakan oleh lembaga-lembaga kemanusiaan lain di Indonesia,” kata dr Zecky kepada MINA di Kantor MER-C Jakarta, Rabu malam (3/8).
Dia juga menegaskan, situasi di Kota Kabul cukup kondusif meski dalam 11 bulan pemerintahan otoritas Taliban, sejumlah fasilitas publik tampak masih dijaga ketat oleh militer.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Sudah ada perbaikan keamanan dan situasi kondusif di sana (Afghanistan),” kata dr Zecky.
Tim Bedah MER-C yang terdiri dari relawan Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi, Dokter Spesialis Anestesi dan Perawat Kamar Bedah bertugas selama dua pekan, bertolak dari Jakarta pada Kamis (14/7) dan kembali dari Kabul, Senin (26/7).
Tim dipimpin dr. Zecky Eko Triwahyudi, SpOT., MARS dengan anggota tim dr. Guntur Utama Putera, SpOT, dr. Wahyu Bimantoro, SpAn dan Ebo Subaha, S.Kep..
Menurut dr Zecky, terlepas dari situasi politik dan belum diakuinya pemerintahan Taliban di Afghanistan oleh dunia Internasional, namun krisis kemanusiaan khususnya darurat kesehatan yang dihadapi masyarakat Afghanistan sangat nyata dan membutuhkan perhatian serta bantuan pembangunan jangka panjang dari masyarakat Internasional.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Dia menyatakan, pihak-pihak yang ditemui MER-C di Afghanistan berharap kerjasama dengan MER-C bisa berjalan jangka panjang termasuk memberikan pelatihan pada tenaga medis dalam bidang pelayanan publik, karena mereka sangat membutuhkan sharing ilmu terkait pelatihan peningkatan skills dan sistem pelayanan publik yang lebih baik.
“MER-C merangkul dan mengajak semua elemen bangsa, baik ormas, LSM dan masyarakat Indonesia untuk membantu masyarakat Afghanistan. Termasuk fellowship program untuk meningkatkan keilmuan para tenaga medis dan pelatihan dalam bidang kebencanaan,” pungkasnya.
Dr Zecky melaporkan dalam menjalankan misinya, Tim Bedah MER-C berkoordinasi dengan Pusat Pendidikan Orthopaedi dan Pusat Rujukan Orthopaedi di RS Nasional Wazir Mohammad Akbar Khan Afghanistan.
Dia menyampaikan pernyataan Kepala Departemen Orthopaedi dan Traumatologi yang juga menangani korban gempa Prof. Emal Wardak yang memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada MER-C dan masyarakat Indonesia yang memberikan bantuan dan dukungan untuk membantu korban bencana gempa bumi dahsyat yang baru melanda Afghanistan.
Baca Juga: Dua Kapal Tenggelam di Yunani, Satu Tewas Puluhan Hilang
Pada misi kemanusiaan tersebut, Tim MER-C telah menyumbangkan set alat-alat orthopaedi dan implant yang dibawanya usai melihat keterbatasan peralatan yang ada khususnya di ruang operasi RS Wazir Mohamad Akbar Khan National Hospital Afghanistan.
Tim juga telah menyumbangkan alat USG portable untuk anestesi blok demi melengkapi pelayanan di ruang operasi RS ini.
Sementara itu, bantuan obat-obatan yang dibawa diserahkan oleh Tim untuk didistribusikan ke lokasi klinik yang paling membutuhkan di Afghanistan.
Hasil penilaian Tim Bedah MER-C juga mencatat beberapa hal yang terjadi pasca bencana dan harus segera mendapatkan pemecahannya di bidang medis, yaitu malnutrisi anak dan depresi kronik yang diderita warga Afghanistan di seluruh wilayah Afghanistan, kemudian air bersih, tempat tinggal dan ancaman kolera serta infeksi virus pasca bencana alam di area terdampak.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Dalam waktu berdekatan, Afghanistan mengalami dua bencana alam besar. Pada akhir Juni mengalami Gempa Bumi di daerah Afghanistan Timur, kemudian pada awal Juli mengalami banjir bandang di daerah Afghanistan Tengah dan Timur.
Hal ini menyebabkan Afghanistan menghadapi bencana ganda. Saat negara itu tengah memerangi krisis kemanusiaan dan krisis ekonomi pasca Taliban mengambil alih kekuasaan tahun lalu, yang diikuti pembekuan aset serta belum adanya pengakuan resmi (de yure) terhadap otoritas Taliban di Afghanistan dari PBB dan negara-negara di dunia.
Bencana ini semakin memperparah kondisi negara yang sebelumnya selama hampir 40 tahun hidup di tengah perang berkepanjangan. Pembekuan aset menyebabkan Afghanistan sangat bergantung dari bantuan asing dan NGO dalam pelayanan publiknya.
Kunjungan Tim Bedah MER-C kali ini adalah kunjungan MER-C ke-4 ke Afghanistan, sebelumnya pada tahun 2001 dan 2002 (sekitar 20 tahun lalu), kemudian pada Maret 2022 dan Juli 2022.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Rekening Donasi Misi Kemanusiaan MER-C untuk Afghanistan: Bank Syariah Indonesia (BSI), 701.565.8918 Atas nama Medical Emergency Rescue Committee.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Liga Arab Kecam Upaya Israel Rebut Wilayah Suriah