Jakarta, MINA – Lembaga Medis Kegawatdaruratan, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) meminta lembaga kesehatan dunia, WHO, untuk melindungi rumah sakit yang tersisa di Jalur Gaza.
Ketua Presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan, jumlah rumah sakit di Gaza semakin berkurang karena hancur akibat agresi Israel, sedangkan korban terus bertambah yang diperkirakan 80.000 lebih orang mengalami luka-luka.
“Saya berharap WHO dapat memproteksi rumah-rumah sakit yang tersisa di Gaza walaupun dalam keadaan yang memprihatinkan,” kata Sarbini dalam konperensi pers di kantor MER-C, Jalan Kramat Lontar, Rabu (21/2).
Oleh karena itu, ia mendesak WHO untuk bersikap tegas secara diplomatis melakukan pendekatan kepada Israel dan Amerika Serikat agar menghentikan serangannya di Gaza.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
“Kita tahu sekarang Israel sedang fokus melakukan serangan ke Gaza Selatan,” katanya.
Sarbini juga mendesak Israel agar tidak menggunakan rumah sakit sebagai markas militer dan mengembalikan pada fungsinya, termasuk RS Indonesia di Gaza utara yang saat ini sudah tidak berfungsi lagi.
“Saya berharap adanya gencatan senjata permanen di Jalur Gaza,” katanya. (L/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza