MER-C Rawat Warga Palestina di Indonesia Pasca Operasi

Cileungsi, MINA – Relawan Lembaga Kemanusiaan Medis Kegawatdaruratan mengatakan, MER-C merawat dr Fayez, salah seorang yang sedang mengungsi di Indonesia, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi setelah melakukan operasi tulang karena cidera di tangan.

“Jadi sistemnya rawat jalan, hari ini MER-C kontrol lukanya, ada jaitan diluar, posisi jaitan bagus sudah kering, cuma masih bengkak, kemudian kita latih untuk gerak di tangan, gerakan otot-ototnya supaya bengkaknya juga berkurang, kalau tidak digerakkan nanti jadi kaku,” Kata Dr. Zecky ketika diwawancarai MINA, Kamis (11/3).

“Jahitannya InsyaAllah pekan depan akan dilepas, ” lanjutnya.

Kedepannya, pemulihan untuk patah tulang butuh waktu sekitar 2 bulan untuk bisa menyambung kembali.

“Kalau kuatnya butuh waktu 4 sampai 6 bulan,  tergantung asupan gizinya dan aktivitas dr Fayez, dan beliau harus banyak digerakkan juga, karena yang terlibat patah itu disendi,  cuma harus hati-hati sementara ini, karena tulangnya baru nyambung jadi belum terlalu kuat untuk menahan beban, ” ujarnya.

Selain dr Fayez, warga Palestina, Walid yang terpapar Covid-19, MER-C juga ikut andil dalam penyembuhannya.

“Walid dirawat di RS pemerintah,di situ ada relawan MER-C yang terlibat banyak, ikut memantau dan mengarahkan, ” terang dr Zecky

“Doakan saja beliau, dan sudah ada perbaikan, semoga segera pulih dan bisa kembali kerumah, ” tambahnya.

Ia berharap, hal itu menjadi pelajaran buat kita untuk bersama-sama mencegah resiko tertular Covid-19, jika merasakan gejala, sebisa mungkin meminimalisir kontak dengan yang lain, dan meminimalisir kemungkinan dampaknya.

Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Ridhoka Salma, Bekasi, menggratiskan biaya operasi tulang dari dr Fayez, hal itu karena RS Ridhoka Salma sangat menjunjung tinggi rasa persaudaraan termasuk terhadap muslim Palestina.

Selama ini, MER-C dikenal sebagai organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi di dalam maupun di luar negeri.

MER-C bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri.

MER-C dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di Maluku, Indonesia Timur pada Agustus 1999. MER-C merupakan lembaga yang keanggotaannya disebut relawan (unpaid volunteers). (L/Hju/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)