Jakarta, MINA – MER-C menyatakan keprihatinan dan menyayangkan tindakan aparat dalam peristiwa bentrokan di Rempang, Batam pada hari Kamis (7/9) yang menimbulkan masalah kemanusiaan.
Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan hal ini seperti yang pernah terjadi di Kanjuruhan, Malang. saat itu, MER-C turut mengeluarkan pernyataan kemanusiannya.
“Petugas keamanan seharusnya pelajaran dari peristiwa Kanjuruhan dan kembali menerapkan pola pengamanan serupa di Rempang, Batam,” kata Sarbini.
Untuk itu, sebagai sebuah lembaga sosial kemanusiaan dan kegawatdaruratan medis, MER-C melalui keteranga tertulisnya itu menyampaikan dua hal:
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue
Pertama, pola pengamanan baik pada pertandingan, alasan kepentingan pembangunan atau apapun agar memperhatikan masalah kemanusiaan dan meminimalisir timbulnya korban baik di pihak petugas dan masyarakat;
Kedua, protokol pengamanan agar memperhatikan potensi terjadinya masalah-masalah kemanusiaan. World Health Organization (WHO) pun sudah mempunyai prosedur standar dalam Mass Casualty Management dengan memperhatikan martabat manusia dan kemanusiaan yang menghargai nyawa manusia.
Pada hari Kamis (7/9) terjadi bentrokan antara petugas keamanan gabungan dengan warga Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri)
Bentrokan dipicu karena warga tidak menyetujui rencana penggusuran dan pengembangan kawasan yang merupakan kampung adat Masyarakat Melayu. Sebanyak 16 kampung adat di Pulau Rempang dan Pulau Galang, Kepulauan Riau berikut ribuan warganya terancam tergusur oleh rencana pembangunan proyek kawasan wisata, Rempang Eco-City.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Kamis Ini
Petugas keamanan gabungan merespon keributan ini dengan menembakkan gas air mata ke arah warga, yang mengakibatkan belasan siswa di sekolah yang dekat dengan lokasi kejadian dilaporkan turut menjadi korban dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Longsor Jawa Tengah