Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merajut Jalan Indonesia Menuju Pusat Ekonomi Syariah Dunia

Rana Setiawan Editor : Rudi Hendrik - 50 detik yang lalu

50 detik yang lalu

1 Views

a close up view of a decorative ceiling in a building
Ilustrasi.(Foto: Preemus Fernandes)

DALAM peta ekonomi global, ekonomi syariah semakin diakui sebagai sistem yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, berada pada posisi strategis untuk memimpin transformasi ini. Namun, potensi yang besar tidak akan berarti tanpa langkah konkret yang terukur dan sinergis.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) muncul sebagai salah satu motor penggerak utama dalam upaya tersebut. Dengan mengusung konsep Islamic ecosystem dari hulu ke hilir dan menginisiasi acara berskala internasional seperti BSI International Expo, BSI tidak hanya memperkuat perannya sebagai bank syariah terbesar di Tanah Air, tetapi juga menempatkan Indonesia di jalur cepat menuju pusat ekonomi syariah dunia.

Menurut laporan Global Islamic Economy Indicator (SGIE) 2024 yang dirilis DinarStandard, Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-4 dalam pengembangan ekonomi syariah global. Prestasi tersebut menempatkan Indonesia di belakang Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Namun, ambisi pemerintah untuk menempati posisi pertama tidak lagi menjadi wacana kosong.

Berbagai program nasional untuk memperkuat industri halal, mulai dari sertifikasi halal hingga dukungan untuk pelaku UMKM halal, telah digulirkan. Di sinilah lembaga keuangan seperti BSI memainkan peran strategis. Tidak hanya sebagai penyedia layanan finansial, tetapi juga sebagai arsitek ekosistem halal yang mendorong transformasi ekonomi berbasis syariah.

Baca Juga: Zionisme Adalah Terorisme: Dunia Buta, Palestina Menderita

Islamic Ecosystem: Dari Haji hingga Digitalisasi Keuangan Syariah

Transformasi ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor. Diperlukan pendekatan menyeluruh yang merangkul seluruh aspek kehidupan umat. BSI menyadari hal ini dan memilih untuk membangun Islamic ecosystem yang kuat, terintegrasi dari hulu ke hilir, dengan lima pilar utama yang menjadi fondasi gerakannya.

Pertama, Layanan Haji dan Umrah: Mitra Perjalanan Spiritual yang Aman dan Nyaman

Haji dan umrah bukan hanya ibadah, tetapi juga perjalanan spiritual yang memerlukan perencanaan keuangan matang. BSI hadir sebagai mitra keuangan syariah yang menyediakan solusi lengkap, mulai dari tabungan haji reguler hingga layanan khusus untuk travel haji dan umrah.

Hingga Mei 2025, BSI mencatat pengelolaan tabungan haji senilai Rp14 triliun dengan lebih dari 5,8 juta rekening aktif. Layanan tersebut memastikan masyarakat dapat mempersiapkan ibadahnya dengan tenang, aman, dan sesuai prinsip syariah, sekaligus mendukung program pemerintah untuk percepatan keberangkatan calon jamaah.

Baca Juga: Mindset Tauhid, Dasar Kesuksesan Menurut Al-Qur’an

Kedua, Pendidikan Islam Investasi untuk Generasi Emas Ekonomi Syariah

BSI percaya bahwa membangun ekonomi syariah masa depan harus dimulai dari pendidikan. Melalui pilar Pendidikan Islam, BSI mendukung institusi pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi dengan pembiayaan dan layanan keuangan syariah.

Fokus pada generasi muda ini juga diwujudkan melalui program literasi keuangan di sekolah-sekolah Islam, sehingga sejak dini mereka memahami konsep ekonomi syariah dan mampu menjadi agen perubahan di masa depan.

Literasi keuangan syariah masih menjadi tantangan besar. Menurut Survei Nasional Literasi Keuangan OJK 2023, tingkat literasi syariah di Indonesia baru mencapai sekitar 20%, jauh tertinggal dibanding literasi keuangan konvensional. BSI dapat mengambil peran strategis dengan menghadirkan program edukasi berbasis komunitas, menggandeng pesantren, sekolah Islam, hingga organisasi keagamaan untuk membumikan konsep ekonomi syariah.

Baca Juga: Mencintai Al-Aqsa: Identitas Muslim Sejati

Ketiga, Halal Lifestyle Mempermudah Gaya Hidup Halal Sehari-hari

Kebutuhan masyarakat Muslim terhadap gaya hidup halal kini semakin meningkat, tak hanya pada makanan dan minuman, tetapi juga fesyen, pariwisata, hingga hiburan. BSI mendukung tren ini melalui layanan keuangan yang memudahkan transaksi di berbagai sektor halal.

Produk seperti pembiayaan konsumtif syariah, kartu debit halal, hingga layanan digital pada BYOND by BSI memungkinkan masyarakat menjalani gaya hidup halal dengan praktis, transparan, dan sesuai prinsip syariah.

Sebagai bank syariah terbesar, BSI memiliki posisi strategis untuk menjadi lead institution dalam standarisasi ekosistem halal, termasuk mendukung sertifikasi halal, logistik halal, dan supply chain syariah. Kolaborasi erat dengan BPJPH, MUI, dan pelaku industri diperlukan agar Indonesia memiliki ekosistem halal yang diakui dunia.

Keempat, Sociobisnis dan Organisasi Islam Memperkuat Jaringan Ekonomi Umat

BSI juga berperan aktif mendukung sociobisnis dan organisasi Islam, termasuk masjid, pesantren, lembaga zakat, dan organisasi keagamaan lainnya. Pembiayaan syariah disalurkan untuk mendukung operasional, pembangunan infrastruktur, hingga pengelolaan wakaf produktif.

Baca Juga: Serangan Zionis Malah Hidupkan Kembali Nasionalisme Iran

Dengan dukungan ini, BSI membantu organisasi Islam menjadi lebih mandiri secara finansial, menciptakan dampak sosial yang lebih luas bagi masyarakat sekitar.

Kelima Layanan Kesehatan Islami  Sehat dengan Prinsip Halal dan Thayyib

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang juga harus terjamin kehalalannya. Melalui pilar Layanan Kesehatan Islami, BSI menyediakan pembiayaan untuk rumah sakit, klinik, apotek, hingga industri farmasi halal.

Selain itu, BSI juga mendukung program-program kesehatan masyarakat yang sesuai prinsip syariah, termasuk asuransi kesehatan syariah yang transparan dan bebas riba.

Kelima pilar ini saling terhubung dan membentuk rantai nilai halal dari hulu ke hilir. Dengan pendekatan ini, BSI tidak hanya menjadi penyedia layanan keuangan, tetapi juga penggerak ekosistem ekonomi umat yang mendukung pertumbuhan inklusif dan kesejahteraan jangka panjang.

Baca Juga: Peluncuran Kalender Hijrah Global: Langkah Strategis Menyatukan Umat Islam

Inisiatif BSI tersebut membuktikan bahwa ekonomi syariah bukanlah segmen sempit, tetapi sistem yang mampu menjawab kebutuhan modern dengan solusi yang etis, adil, dan produktif.

Hingga Mei 2025, BSI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) dari sektor ini mencapai Rp13 triliun, naik 12,81% year-to-date. Sementara itu, tabungan haji yang dikelola BSI kini mencapai Rp14 triliun dari 5,8 juta rekening aktif. Ini menunjukkan bahwa layanan syariah tidak lagi menjadi alternatif, melainkan pilihan utama bagi masyarakat.

Digitalisasi menjadi kunci penguatan ekosistem ini. Melalui aplikasi BYOND by BSI dan BEWIZE, BSI memudahkan masyarakat mengakses layanan keuangan syariah, mulai dari transaksi sehari-hari hingga investasi emas. Platform ini mencerminkan inovasi teknologi yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, menjawab kebutuhan generasi muda yang semakin melek digital.

Meskipun BSI telah menghadirkan superapps tersebut, beberapa pengguna masih mengeluhkan kendala teknis seperti loading lambat, antarmuka yang kurang intuitif, serta keterbatasan fitur yang mendukung pelaku UMKM. Untuk itu, BSI perlu memperkuat infrastruktur digitalnya agar lebih responsif dan user-friendly, terutama untuk generasi muda yang menjadi segmen kunci ekonomi syariah masa depan.

Baca Juga: Kutukan Dekade ke-8, Isyarat Runtuhnya Negara Yahudi

Bank Emas: Logam Mulia Sebagai Instrumen Ekonomi Produktif

Sebagai bank pertama yang resmi menjadi bullion bank di Indonesia, BSI memperkenalkan layanan emas syariah yang revolusioner. Per April 2025, total emas kelolaan BSI mencapai 18,34 ton, yang terdiri atas gadai emas 7,3 ton; cicil emas 10,2 ton dan BSI Emas melalui BYOND 0,83 ton.

Lewat inovasi tersebut, emas tidak lagi hanya menjadi aset pasif yang tersimpan di brankas rumah. Masyarakat kini bisa mencicil emas mulai dari 0,1 gram, menyimpannya secara aman di BSI, bahkan menjadikannya agunan untuk pembiayaan usaha atau kebutuhan lainnya. Selisih harga beli-jual yang kompetitif (5-9%) dan promo-promo menarik membuat investasi emas semakin inklusif.

UMKM Halal: Denyut Nadi Ekonomi Umat

Baca Juga: Bila Mata Tak Terjaga, Hati Bisa Ternoda

UMKM menjadi tulang punggung ekonomi nasional, dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap PDB menurut data Kementerian Koperasi dan UKM (2024). BSI merespons dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp49,3 triliun ke lebih dari 380 ribu pelaku UMKM, sekaligus membina mereka melalui BSI UMKM Center di empat kota besar.

Program Talenta Wirausaha BSI dan BSI Aceh Muslimpreneur telah mencetak ribuan wirausaha muda syariah yang siap menembus pasar global. Dukungan tersebut bukan hanya tentang dana, tetapi juga pelatihan, pendampingan, dan akses ke jaringan bisnis halal internasional.

Untuk menjawab tantangan ke depan, BSI perlu menghadirkan skema pembiayaan yang lebih cepat, ringan, dan didukung teknologi scoring kredit syariah berbasis AI untuk menilai kelayakan usaha tanpa harus menuntut agunan besar.

BSI International Expo: Etalase Masa Depan Ekonomi Halal

Baca Juga: Kesewenang-wenangan Pendirian Gereja: Fakta, Realita, dan Suara Umat yang Terpinggirkan

Penyelenggaraan BSI International Expo 2025 pada 26-29 Juni di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, adalah tonggak penting. Acara tersebut mempertemukan pelaku bisnis halal dari lebih dari 20 negara, investor global, UMKM, dan masyarakat luas.

Dengan tema “Engaging Indonesia in the Global Halal Industry”, expo tersebut menghadirkan business matching lintas negara; seminar strategis ekonomi syariah; hiburan Islami, dan layanan interaktif seperti cuci emas gratis, promo cicil emas, hingga konsultasi investasi halal.

BSI menargetkan transaksi emas selama expo melampaui Rp15 miliar. Penyelenggaraan BSI International Expo 2025 ditutup dengan pencapaian luar biasa. Gelaran signature tahunan dari BSI ini berhasil mendatangkan lebih dari 60.191 pengunjung dan menghasilkan transaksi sebesar Rp2,66 triliun, melampaui capaian gelaran serupa tahun lalu.

Selain itu, menampilkan 346 tenant dari berbagai subsektor industri dan bidang bisnis itu juga sukses mencatatkan 30 penandatanganan MoU business matching dengan potensi transaksi mencapai USD20,8 juta. Business matching ini diikuti oleh 52 buyer dari berbagai negara.

Baca Juga: Boikot Zionis Israel, Aksi Damai yang Mematikan

Pencapaian tersebut menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap expo yang mengusung konsep ekosistem halal dan keuangan syariah secara holistik.

Kesuksesan perhelatan BSI International Expo 2025 terlihat pula dari sejumlah kerja sama dan solusi baru di berbagai sektor, yang dihadirkan untuk kemudahan dan kenyamanan nasabah. Mulai dari perumahan, transaksi keuangan, solusi digital, otomotif, hingga ibadah dan pendidikan.

Sebut saja kolaborasi BSI dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), Badan Pusat Statistik (BPS), Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Islam (PERSIS), dan Muhammadiyah, untuk mendukung pelaksanaan program rumah subsidi sekaligus mendorong percepatan realisasi Program 3 Juta Rumah. Kerja sama strategis ini dilaksanakan di bawah koordinasi Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kementerian PKP).

Ada pula kerja sama pembiayaan dagang dengan Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD), hingga kerja sama penguatan industri halal dengan Australia. Perseroan juga menggandeng Zahir International guna meningkatkan ekosistem halal dengan mendukung solusi digital bagi segmen UMKM dan korporasi, serta mengesahkan kerja sama integrasi dan konektivitas dengan Mekari.

Baca Juga: Pesan Dari Jantung Blokade: Ketika Debu Perang Tak Mampu Redam Keimanan di Gaza

Lebih dari sekadar transaksi, acara tersebut menjadi panggung diplomasi ekonomi syariah, memperkuat posisi Indonesia sebagai calon pemimpin industri halal global.

Rantai Nilai Halal: Dari Hulu ke Hilir, Dari Konsumen ke Produsen

BSI memandang ekosistem halal sebagai rantai nilai yang terintegrasi, mulai dari produksi (hulu), distribusi (tengah), hingga konsumsi (hilir). Hal tersebut mencakup sektor pertanian halal, industri makanan dan minuman, logistik, pariwisata ramah Muslim, hingga keuangan syariah.

Ketika semua lini ini terhubung dan dikelola secara syariah, yang tercipta bukan hanya produk, tetapi juga kepercayaan global terhadap brand halal Indonesia. Data State of the Global Islamic Economy Report 2023 menunjukkan belanja konsumen Muslim dunia di sektor halal mencapai USD 2,3 triliun, sebuah peluang pasar yang tidak boleh disia-siakan.

Menjadi catatan bahwa ekosistem halal tidak akan inklusif jika layanan BSI hanya terkonsentrasi di perkotaan. BSI harus memperluas jangkauan hingga ke daerah 3T dengan membangun BSI Digital Branch yang ringan biaya, serta mengoptimalkan agen-agen BSI untuk menjangkau masyarakat yang belum terlayani (unbanked).

Menuju Indonesia Emas Ekonomi Syariah

Kehadiran BSI sebagai katalisator ekosistem syariah telah membuka jalan bagi Indonesia untuk tampil sebagai pemain utama ekonomi halal global. Namun, untuk meraih posisi puncak dalam Global Islamic Economic Indicator (SGIE), dibutuhkan sinergi lebih luas dari semua pihak.

Dukungan regulasi yang ramah terhadap industri halal akan memperkuat ekosistem dari hulu ke hilir. Selain itu, digitalisasi UMKM menjadi kunci memperluas akses pasar halal hingga level global. Tidak kalah penting, literasi keuangan syariah yang masif hingga akar rumput akan menciptakan masyarakat yang melek finansial dan mendukung pertumbuhan inklusif.

BSI telah membuktikan bahwa ekonomi syariah bukan sekadar idealisme, tetapi sistem keuangan yang tangguh, kompetitif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Saatnya kita bergerak bersama. Pemerintah, pelaku usaha, lembaga keuangan, akademisi, dan masyarakat harus berperan aktif dalam mewujudkan ekosistem halal yang kuat.

Gunakan layanan keuangan syariah. Dukung UMKM halal. Mulailah langkah kecil seperti membuka rekening syariah, mencicil emas, atau mengedukasi diri tentang ekonomi Islam. Karena langkah kecil hari ini bisa menjadi jejak emas untuk masa depan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia, berdiri tegak di mata dunia, berpegang pada nilai di hati.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Rekomendasi untuk Anda