Yogyakarta, MINA – Gunung Merapi kembali erupsi dan menyemburkan abu vulkanik setinggi 6.000 meter, Selasa (3/3) sekira pukul 05.22 WIB.
Informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, erupsi Merapi tersebut memunculkan kolom abu setinggi ± 6.000 meter di atas puncak.
Erupsi gunung api di Daerah Istimewa Yogyakarta ini juga memicu awan panas guguran yang bergerak ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak maksimum dua kilometer.
“Arah angin saat erupsi ke utara,” demikian keterangan di akun twitter resmi BPPTKG.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Arah angin erupsi ke utara. Status aktivitas Merapi saat ini masih Waspada.
Sebelumnya Gunung Merapi (2.930 mdl) menyemburkan abu vulkanik tebal ke udara pada Kamis (13/2). Erupsi terjadi pukul 15.16 WIB.
Data singkat yang dirilis BPTKG Yogyakarta kewat akun Twitter-nya menunjukkan durasi erupsi 150 detik.
Amplitudo letusan di seismogram 75 mm.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Kolom erupsi dari PGM Ngepos Magelang teramati mencapai tinggi 2.000 meter dari puncak gunung.
Material vulkanik tertiup angin ke arah barat laut dari gunung. Merapi berstatus Waspada sejak 21 Mei 2018.
Laporan kesaksian letusan Merapi menyebar via media sosial. Salah satu video yang beredar di medsos nampak kepulan asap membumbung ke langit.
Sementara nampak warga yang tengah mulai beraktivitas kaget dan ada yang berlarian. Bersamaan dengan itu terdengar suara himbauan agar warga tetap tenang dan tidak panik. (L/B04/P2)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Mi’raj News Agency (MINA)