Jakarta, 19 Jumadil Awwal 1438/ 17 Februari 2017 (MINA) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, dengan dikoordinasi oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya akan menyelenggarakan acara “Merayakan Milad Masjid Istiqlal ke-1” pada 22–28 Februari 2017.
Merayakan Milad Istiqlal merupakan bagian dari Festival Istiqlal yang diselenggarakan dalam bentuk pameran berbagai karya seni yang bertema Islam dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Festival Istiqlal sudah pernah diadakan sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1991 dan 1995.
“Kata festival akan kita gunakan untuk dua atau tiga tahun kedepan yang berskala internasional dalam perayaan milad ini merupakan rangkaian acara festival tersebut,” kata Wakil Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Bahrul Hayat saat di wawancarai MINA di Masjid Istiqlal Jakarta, Jum’at (17/2).
Ia menambahkan, ini merupakan sebagian rangkaian menuju festival dan semoga kami bisa segera mencapai festival tersebut seperti tahun 1991 dan 1995 dulu dan kami juga sedang menyiapkan beberapa orang yang akan terkait dalam menuju acara festival tersebut.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Untuk perayaan tahun ini, Milad Istiqlal akan mengangkat tema “Masjid Sebagai Pemersatu Bangsa”.
Milad Istiqlal juga akan dirangkai dengan beragam kegiatan, antara lain: seminar, pentas seni budayawan muslim, penulisan kaligrafi, serta pemutaran video singkat sejarah Masjid Istiqlal.
“22 Februari nanti merupakan seremonial upacara formal, semoga bisa dihadiri Presiden atau wakil presiden. Gelaran milad akan berlangsung sampai tanggal 27 Februari,” kata Bahrul.
Ia menjelaskan, dalam forum diskusi nanti kami juga akan membahas bagaimana masjid istiqlal menjadi pusat masjid pertama bagi masjid-masjid lainnya di Indonesia. Semoga dengan tema ini bisa menjadi tema pemersatu bangsa bagi seluruh masjid-masjid yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Acara akan diselenggarakan di ruangan atas (plaza) bagi acara seminar-seminar dan acara seremonial, sedangkan untuk pameran ada dilantai lantai bawah utama (slasar) dan untuk forum diskusi menggunakan ruangan yang berbeda yaitu di ruang lantai dasar, “sebagian besar acara dilaksanakan dilantai atas kecuali diskusi,” tambahnya.
Acara pagi hari berupa peresmian pembukaan pameran yang di wakili oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid dan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) Muhadjir Effendy, untuk malam hari yaitu ceremony perayaan milad masjid istiqlal yang akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan sekaligus menggoreskan tinta pertama pada mushaf Qur’an dalam kanvas.
“Diharapkan pada acara festival-festival, mushaf ini bisa selesai di garap oleh para seniman kaligraphi yang menangani dan itu akan menjadi Qur’an pertama yang dibentuk dalam kanvas,” kata Bahrul.
Ia mengungkapkan, di acara resmi kami hanya mengundang 400-700 orang, acara pameran kami mengharapkan ribuan orang dan untuk turis yang ingin mengunjungi dan melihat pameran serta sejarah masjid Istiqlal bisa menghadiri pamerannya. (L/R12/RS1)
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)