
dr. Joserizal Jurnalis (tengah) bersama KH Abul Hidayat Saerodji (kanan) dalam acara silaturahim MER-C di Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Ahad (16/8). (Afta/MINA)
Jakarta, 1 Dzulqa’dah 1436/16 Agustus 2015 (MINA) – Lembaga Kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) setelah membangun dan menyerahkan gedung Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza kepada rakyat Palestina, kini berencana membangun Politeknik Kedokteran atau Kesehatan di Tepi Barat, Palestina.
“Dubes Palestina di Jakarta sudah menawarkan kepada kami untuk membangun Poltek di sana, dan kami siap,” ujar Presidium MER-C dr. Joserizal Jurnalis,Sp.OT, pada kunjungan relawan MER-C ke Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor Jawa Barat, Ahad (16/8).
MER-C adalah lembaga yang bergerak di bidang kegawatdaruratan, menolong sesama manusia yang memerlukan.
“Apalagi ini di Palestina, yang sampai saat ini masih terjajah Zionis Israel yang telah berbuat zalim terhadap kemanusiaan,” ujarnya, di hadapan jajaran asatidz Al-Fatah serta relawan MER-C dari berbagai daerah.
Baca Juga: Erupsi Ganda Gunung Semeru, Warga Diimbau Jauhi Besuk Kobokan
Politik apartheid dan rasisme Zionis jelas tidak bisa diterima oleh manusia manapun. Karena itu, menurutnya, hal itu harus dilawan.
“Karena itu, kami selalu menyatakan kampanye humanitarian political melawan zionisme mulai dari tingkat lokal, regional hingga internasional. Sebab, Zionis itu sudah menzalimi bukan hanya umat Islam saja, tapi juga umat lainnya, Nasrani bahkan yahudi sendiri”, papar Jose.
Sasaran Antara ke Al-Aqsha
Presidium MER-C dr. Joserizal Jurnalis,Sp.OT, dalam kunjungannya ke Pesantren Al-Fatah, sebagai mitra yang menyediakan relawan untuk membangun RS Indonesia di Gaza, mengatakan, bahwa pembangunan RS di Bayt Lahiya, Gaza bagian utara, adalah sasaran antara untuk ke Al-Aqsha.
Baca Juga: Mengenang Tragedi Titanic, Refleksi Kemanusiaan dalam Cahaya Iman
“Kewajiban kita adalah bagaimana membebaskan kawasan Masjid Al-Aqsha dari penjajahan Zionis,” ujarnya.
Hal itu menurutnya tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, tetapi perlu kesatuan, networking, dan saling menjaga integritas.
“Ini prioritas perjuangan, tidak perlu takut, mereka juga lebih takut,” urainya.
MER-C aktif dalam misi kemanusiaan di berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara seperti Filipina, Thailand, Sudan, Afghanistan, hingga Palestina.
Baca Juga: Militer Israel Akui Serangan ke RS Al-Ahli di Gaza, Hancurkan Ruang Bedah dan ICU
Joserizal mengingatkan bahaya pergerakan zionis dengan tipu daya mereka masuk dan memecah belah umat Islam.
“Mereka gunakan aksi tipu-tipu, jadi kita jangan terpancing dengan berbagai isu yang membuat umat terbelah,” paparnya.
Di antara upaya mereka dalah melalui konflik kekuasaan, ingin kekuasaan dengan mendatangkan korban manusia lainnya, nafsu berkuasa semata, ia mengingatkan.
Untuk itu dr. Jose menyebut keagungan keadilan dalam Islam, Khailfah yang sanggup mengayomi mereka yang berbeda bahkan berbuat adil terhadap musuh sekalipun.
Baca Juga: Pemerintahan Trump Lakukan PHK Massal di Departemen Pendidikan AS
Sementara itu dalam tausiyahnya, Pembina Pesantren Al-Fatah K.H. Abul Hidayat Saerodji mengatakan, misi kemanusiaan yang dijalankan relawannya didorong ibadah kepada Allah sebagai wujud hablum minannaas.
“Islam menuntun kita beriman dan bertauhid kepada Allah dan pada sisi lain menjalin hubungan ukhuwah Islamiyah serta menolong sesama manusia yang memerlukan dan menegakkan keadilan,” ujarnya. (L/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Negara-Negara dengan Durasi Puasa Terlama dan Tercepat di Dunia