Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MEREKA YANG ENGGAN MASUK SYURGA

Rendi Setiawan - Kamis, 30 April 2015 - 21:38 WIB

Kamis, 30 April 2015 - 21:38 WIB

1973 Views

(Gambar: ajaranIslamyanghaq)
(Gambar: ajaranIslamyanghaq)

(Gambar: ajaranIslamyanghaq)

Oleh: Rendy Setiawan, Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Syurga, salah satu balasan yang teramat tinggi dari Allah Ta’ala bagi hamba-Nya yang taat kepada-Nya. Membenarkan dan mengikuti risalah yang dibawa oleh Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjadi salah satu bukti ketaatan seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dan tahukah kalian? Ternyata, dari sekian banyak kebaikan dan keberkahan yang tidak pernah akan ditemukan di dunia yang fana ini, ada kriteria yang disebutkan Rasulullah orang yang tidak akan masuk Syurga.

14 abad yang lalu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda kepada para sahabatnya,

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

Artinya: “Setiap umatku akan masuk Syurga kecuali yang enggan.” Seorang sahabat bertanya, siapa yang enggan itu wahai Rasulullah?, Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang menaatiku, maka dia akan masuk Syurga, dan siapa saja yang tidak menaatiku, maka dia termasuk orang yang enggan.” (H.R. Bukhari)

Hadis ini sebagai petunjuk bahwa umat Rasulullah yang mentaati dan mengikuti petunjuk beliau akan masuk Syurga. Kemudian siapa saja yang tidak mengikutinya berarti dia enggan untuk masuk Syurga.

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahullah ketika menjelaskan maksud hadis ini mengatakan, barangsiapa yang mengikuti Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan mentauhidkan Allah serta istiqomah dalam syariat Allah Ta’ala, mendirikan shalat, menunanaikan zakat, melaksanakan puasa Ramadhan, berbakti kepada kedua orangtua, menjaga dari akhlak buruk yang Allah haramkan seperti perbuatan zina, meminum minuman yang memabukkan, dan perkara haram lainnya, maka akan masuk ke dalam Syurga. Karena orang tersebut telah mengikuti Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan

Kemudian, salah satu bukti kebenaran iman seseorang adalah akhlak yang baik, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (H.R. At-Tirmidzi)

Yang perlu diperhatikan adalah, setelah mengakui Allah sebagai Rabbnya dan berakhlak sebagaimana dilakukan Rasulullah, tidak hanya sewaktu-waktu saja berakhlak baik, tapi haruslah dilakukan secara kontinu, setelah itu, maka tidak akan ada lagi kesedihan, ketakukan atasnya, sebagaimana Firman Allah Ta’ala,

Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱستَقَـٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيهِمُ ٱلمَلَـٰٓٮڪةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحزَنُواْ وَأَبشِرُواْ بِٱلجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُم تُوعَدُونَ (٣٠)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian beristiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka. Mereka tidak akan takut, dan tidak pula bersedih hati, dan bagi mereka kabar gembira dengan Syurga yang dahulu dijanjikan kepada mereka.” (Q.S. Fushshilat [41]: 30)

Enggan Mentaati Rasulullah, Enggan Masuk Syurga

Adapun orang yang enggan dan tidak mau mentaati syariat, maka maknanya orang tersebut enggan untuk masuk Syurga. Orang tersebut telah mencegah dirinya untuk masuk ke dalam Syurga dengan amal keburukan akhlak jelek yang dia lakukan. Inilah yang dimaksud makna hadis di atas.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat

Wajib bagi setiap muslim untuk mentaati syariat Allah, mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam setiap syariat yang beliau bawa. Beliau adalah Rasulullah yang hak, penutup para Nabi ‘Alaihimus Shalatu Wasalaam. Allah Ta’ala telah berfirman tentang perintah untuk mengikuti Nabi-Nya,

قُل إِن كُنتُم تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحبِبكُمُ ٱللَّهُ وَيَغفِرلَكُم ذُنُوبَكُم وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (٣١)

Artinya: “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah menyayangimu dan mengampuni dosa-dosamu.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]:31)

Mencintai Rasulullah menjadi salah satu sebab di antara sebab timbulnya ‘Mahabbah’ Allah kepada hamba-Nya dan juga sebab datangnya ampunan, serta sebab masuknya hamba ke dalam Syurga.

Baca Juga: Enam Langkah Menjadi Pribadi yang Dirindukan

Adapun bermaksiat kepada Rasulullah dan menyelisihi sunnah beliau merupakan sebab kemurkaan Allah dan sebab terjerumusnya seseorang ke dalam neraka. Barangsiapa melakukan yang demikian itu, dia enggan untuk masuk ke dalam Syurga. Barangsiapa yang menolak untuk mentaati Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam maka dia telah enggan untuk masuk Syurga.

Wajib bagi setiap muslim, bahkan bagi seluruh penduduk bumi, baik laki-laki maupun perempuan, baik jin maupun manusia, seluruhnya wajib mentaati syariat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, mengikuti beliau, melaksanakan perintah beliau, dan menjahui seluruh apa yang beliau larang. Ini merupakan sebab masuknya seseorang ke dalam Syurga. Allah Ta’ala berfirman,

مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَد أَطَاعَ ٱللَّهَ‌ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرسَلنَـٰكَ عَلَيهِم حَفِيظًا (٨٠)

Artinya: “Barangsiapa yang mentaati Rasul sesungguhnya ia telah mentaati Allah.” (Q.S. An Nisa [4]: 80)

Baca Juga: Pemberantasan Miras, Tanggung Jawab Bersama

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman;

قُل أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا عَلَيهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيڪم مَّا حُمِّلتُموَإِن تُطِيعُوهُ تَهتَدُواْ‌ وَمَا عَلَى ٱلرَّسُولِ إِلَّا ٱلبَلَـٰغُ ٱلمُبِينُ (٥٤)

Artinya: “Katakanlah: “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan sejelas-jelasnya” (Q.S. An Nur [23]: 54)

Ayat-ayat yang semakna dengan ini sangatlah banyak. Maka wajib bagi setiap orang yang mau berpikir dan bagi setiap muslim untuk mentauhidkan Allah Ta’ala dan komitmen di atas ajaran Agama Islam, mentatai Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, serta mentaati perintah beliau, menjauhi apa yang beliau larang.

Baca Juga: Lima Karakter Orang Jahil

Itu semua menjadi sebab jalan menuju Syurga. Adapun barangsiapa menolak untuk melakukkannya, maka orang tersebut telah enggan untuk masuk Syurga. (P011/r02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Ternyata Aku Kuat

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Kolom
Kolom
MINA Preneur
MINA Preneur