Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesin Penggiling Daging Jadi Sorotan Utama Dalam Perkuat Ekosistem Halal

Rana Setiawan Editor : Rudi Hendrik - 54 detik yang lalu

54 detik yang lalu

0 Views

Jakarta, MINA – Penggilingan daging, tahap awal yang sering luput dari perhatian dalam rantai produksi makanan halal, kini menjadi sorotan utama dalam upaya memperkuat ekosistem halal nasional.

Dalam sebuah talkshow bertajuk “Perkuat Halal dari Hulu melalui Penggilingan Daging Halal”, Lembaga Pemeriksa Halal LPPOM menyoroti peran strategis titik hulu ini dalam menjamin kehalalan pangan, di tengah meningkatnya permintaan konsumen akan transparansi dan kepastian halal.

Acara yang digelar di Jakarta ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Syawal 1446 H, dan dihadiri pemangku kepentingan dari pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga ulama fatwa.

“Kita berbicara soal kehalalan tidak bisa hanya di hilir. Penggilingan daging adalah titik krusial, karena dari sinilah bahan mentah diproses menjadi produk siap konsumsi,” kata Ety Syartika, Pelaksana Harian Kepala Dinas PPKUKM DKI Jakarta.

Baca Juga: Banyak Pengangguran dan PHK, BAZNAS Serukan Kolaborasi Atasi Kemiskinan

Ia menekankan bahwa alat, proses, kebersihan, dan sumber daya manusia di unit penggilingan berperan langsung terhadap status halal produk.

Pemprov DKI Jakarta, lanjutnya, telah menginisiasi pemetaan, pelatihan, dan kerja sama lintas lembaga untuk memperkuat jaminan halal di sektor ini.

Menurut Muslich, Direktur Kemitraan dan Pelayanan Audit Halal LPPOM, tantangan utama terletak pada ketidakpastian asal-usul daging yang dibawa oleh pelanggan ke tempat penggilingan.

“Daging bisa datang dari sumber halal atau tidak. Maka jasa penggilingan harus memiliki SOP yang ketat, termasuk memastikan fasilitasnya halal dedicated, hanya digunakan untuk daging bersertifikat halal,” ujarnya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Terima Surat Kepercayaan Delapan Dubes Negara Sahabat

Ia juga menyoroti penggunaan bahan tambahan seperti penyedap atau flavouring yang kerap tidak diketahui asalnya—apakah dari bahan tumbuhan, hewan, atau sintetis yang halal maupun haram.

Realitas di lapangan menunjukkan tantangan besar dalam sertifikasi halal di sektor UMK.

Ketua Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso Indonesia (APMISO), Lasiman, menyebut bahwa hanya 1,5% pedagang bakso yang memiliki sertifikat halal, meski industri ini menyerap sekitar 70% pasokan daging nasional.

“Daging giling jadi bahan baku utama bakso. Tapi kalau proses penggilingannya tidak halal, produk akhirnya pun berisiko tidak halal,” ujarnya.

Baca Juga: Akademisi UMJ Dr. Saiful Bahri Soroti Keberkahan dari Al-Aqsa

Lasiman menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan lembaga sertifikasi untuk mendukung pelaku UMK, terutama dengan pelatihan dan akses layanan penggilingan halal.

Sementara KH. Asrorun Niam Sholeh, Ketua MUI Bidang Fatwa, mempertegas bahwa standar kehalalan tidak berhenti pada bahan baku, tetapi mencakup keseluruhan proses.

Berdasarkan Fatwa MUI No. 12 Tahun 2009, seluruh rantai penyembelihan dan pengolahan, termasuk alat dan distribusi, harus sesuai syariat.

“Jika alat penggiling pernah digunakan untuk daging haram, maka harus disucikan dengan proses tathhir syar’i, sesuai ketentuan fikih. Begitu pula dengan bahan tambahan lain yang digunakan,” ujarnya.

Baca Juga: Dorong Sertifikasi Halal dari Hulu, LPPOM Fasilitasi 100 Penggilingan Daging

Membangun Ekosistem Halal dari Hulu

Talkshow tersebut menjadi sinyal penting bahwa jaminan halal tak lagi bisa difokuskan hanya pada produk akhir.

Kepercayaan konsumen dan posisi Indonesia sebagai calon pusat industri halal global akan ditentukan oleh kekuatan sistem di seluruh rantai nilai, termasuk tahap awal seperti penggilingan daging.

Dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan pertumbuhan pesat sektor makanan olahan, Indonesia kini dituntut untuk mengambil langkah konkret,tidak hanya demi regulasi, tetapi juga sebagai komitmen moral dan ekonomi di pasar halal global yang makin kompetitif.[]

Baca Juga: Kemenag Ingatkan Bahaya Haji Tanpa Antre Pakai Visa Non-Resmi, Bisa Ditahan dan Dideportasi

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda