Kairo, 20 Ramadhan 1435/18 Juli 2014 (MINA) – Pemerintah Mesir terbaru akan menyita dana hasil dari 66 perusahaan yang diduga berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, sebuah komite yang bertugas membekukan dana organisasi terlarang memutuskan pada Kamis (17/7).
Perusahaan pakaian Sirar, Istikbal, Al Malek milik anggota Ikhwanul Muslimin Hassam Malek dibekukan setelah tuduhan dirinya adalah salah satu donatur untuk organisasi yang kini mendapatkan perlakukan diskriminasi setelah ditetapkan sebagai organisasi terlawang tahun lalu, harian Mesir Ahram yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Pada 1992, Malek dan sesama anggota Ikhwan dan pengusaha Khairat El Shater dituduh melakukan penggelapan melalui usaha bersama yang disebut Salsabil dan dipenjara selama setahun dengan penundaan penyelidikan.
Setelah tuduhan itu, usaha Malek bercabang ke industri mebel, mendirikan dua perusahaan yang mengandalkan impor dari Turki: Istikbal dan Sirar.
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global
Tindakan keras pemerintah pada anggota Ikhwanul Muslimin dimulai tahun lalu setelah penggulingan Presiden Muhamad Mursi.
Sejak penggulingan Mursi, pemerintah sementara menetapkan organisasi Islam terbesar di Mesir ini sebagai “organisasi teroris” dan melarang mereka terlibat dalam pemerintahan, menimbulkan kecaman dari berbagai pihak dalam dan luar negeri, termasuk Turki dan Qatar.
Sampai saat ini, komite tersebut membekukan kekayaan Ikhwanul Muslimin dan mengambil kendali atas lebih dari seribu LSM dan hampir 100 sekolah yang diduga berafiliasi dengan Ikhwan, serta menyita lebih dari 700 aset para pemimpinnya.
Sejak penggulingan Mursi pula, para aktivis dari berbagai LSM dan organisasi yang tergabung dalam Aliansi Anti Kudeta untuk Mendukung Legitimasi terus melakukan protes rutin menentang “ketidakadilan” pemerintah terkini yang menggulingkan presiden demokrasi pertama Mesir, Mursi, dan protes mereka berlangsung sampai saat ini.
Baca Juga: Uni Eropa Umumkan Paket Bantuan Rp3,9 T untuk Suriah
Pada Juni, pemerintah menyita dua supermarket besar di Kairo, Seoudi dan Zad. mengklaim bahwa mal didanai tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin. Pemerintah sejak saat itu melepaskan cengkeramannya pada 60 persen keuntungan mal Zad dan dua cabang Seoudi lainnya.(T/P03/R2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)