Gaza City, 2 Jumadil Akhir 1437/ 11 Mater 2016 (MINA) – Sumber keamanan Palestina mengatakan, tujuh warga Palestina diselamatkan dalam terowongan bawah tanah yang dibanjiri Mesir untuk alasan keamanan, Kamis, di daerah Rafah, Jalur Gaza.
Mesir dan Israel sudah sering menyatakan terowongan bawah tanah yang dibangun Hamas dari Gaza sampai dua negara tetangga itu sebagai ancaman buat keamanan mereka.
Sementara tujuh pekerja diselamatkan dari terowongan, otoritas Gaza masih mencari satu pekerja yang menurutnya terjebak di dalam terowongan. Demikian Maan News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
Sumber keamanan Palestina mengatakan terowongan banjir akibat pemerintah Mesir memompa air laut ke dalam terowongan.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Menurut laporan, bulan lalu, pemerintah Mesir menghancurkan terowongan lain di perbatasan Jalur Gaza, tanpa menimbulkan korban.
Hamas telah mengandalkan terowongan bawah tanah ke perbatasan Mesir sejak tahun 2007 untuk keluar masuk kebutuhan pokok rakyat Gaza yang sulit didapat akibat blokade Israel, setelah Hamas memenangkan pemilihan umum dan memerintah di Gaza, yang berpenduduk lebih dari 1,8 juta jiwa.
Dalam kenyataannya kemudian Hamas juga menggunakan terowongan itu untuk memasukkan senjata dan untuk melancarkan serangan pada Israel, sementara Mesir juga merasa terowongan itu digunakan oposisi yang menentang Pemerintah Mesir.
Mesir telah menghancurkan dan membanjiri ratusan terowongan sebagai bagian dari kampanye keamanan di Semenanjung Sinai utara melawan militan anti-rezim, yang sering melancarkan serangan terhadap polisi Mesir dan personil militer.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Mesir menuduh Hamas mendukung para pemberontak, tapi Hamas dengan tegas membantah.
Sementara itu Energi Israel Yuval Steinitz mengatakan kepada media Israel awal bulan lalu bahwa sejumlah terowongan telah dibanjiri agar tak dapat berfungsi lain. “Dan hubungan antara Mesir dan Israel lebih baik dari sebelumnya,” tuturnya.
Human Rights Watch tahun lalu mengecam militer Mesir untuk kampanye membanjiri terowongan itu dan aksi militer melawan oposisi di perbatasan kedua negara, yang juga mengakibatkan sekitar 3.200 keluarga telah diusir dari rumah mereka dekat perbatasan dan ratusan hektare lahan pertanian hancur.
Kelompok HAM tersebut mengatakan padahal Mesir telah gagal untuk memberikan bukti yang cukup bahwa gerilyawan penentang pemerintah menerima dukungan militer dari Gaza.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
PBB melaporkan pada Februari lalu tinggal beberapa terowongan Gaza – Mesir yang tetap operasional. (T/hna/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia