Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MESIR BELUM BUKA PENUH PINTU RAFAH

Rana Setiawan - Ahad, 27 Juli 2014 - 08:39 WIB

Ahad, 27 Juli 2014 - 08:39 WIB

829 Views

Foto: MINA

rafah-MINA-300x203.jpg" alt="Foto: MINA" width="300" height="203" /> Pintu Gerbang Perlintasan Perbatasan Rafah. (Foto: MINA)

Bayt Lahiya, 29 Ramadhan 1435/27 Juli 2014 (MINA) – Pemerintah Mesir hingga kini belum membuka pintu perlintasan Rafah yang menghubungkan wilayah Mesir dengab Gaza secara penuh hanya terbatas untuk kasus khusus.

Pintu perbatasan Rafah dibuka satu arah untuk membantu pemindahan korban luka warga Gaza ke rumah sakit-rumah sakit Mesir dan pemegang paspor Mesir serta warga negara asing yang akan meninggalkan Gaza.

Demikian Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan langsung dari Jalur Gaza, Palestina.

Koresponden MINA Gaza mengatakan, pemerintah Mesir mulai membuka pintu Gerbang Rafah sejak dimulainya kesepakatan genjatan senjata 12 jam yang disepakati Zionis Israel dan Palestina, Sabtu pukul 08.00 Waktu Gaza.

Baca Juga: Polisi Israel Cegah Ribuan Jamaah Hadiri Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa

“Pemerintah Mesir hanya mengizinkan orang-orang yang dapat melintasi pintu perlintasan Rafah bagi orang-orang tertentu saja,” kata Koresponden MINA di Gaza.

Dia juga mengatakan, Mesir akan membuka Rafah Ahad ini bagi para jamaah umroh Gaza.

Saat ini, perlintasan Rafah menjadi akses satu-satunya warga Gaza menuju dunia luar sejak Zionis Israel memblokade daerah kantong pantai itu pertengahan 2007 lalu.

Pertengahan 2013, Mesir mulai menutup pintu perbatasan Rafah dan hanya membukanya di waktu-waktu terbatas saja serta bagi kasus-kasus khusus saja.

Baca Juga: Israel Larang Warga Shalat Jumat di Masjid Ibrahimi

Akses yang berbatasan dengan Mesir itu seringkali menjadi permasalahan sendiri karena otoritas Mesir memberlakukan pemeriksaan ketat terhadap setiap orang yang akan keluar atau pun masuk ke Gaza, seiring memburuknya kondisi keamanan di Sinai, utara Mesir.

Belum penuhnya pembukaan pintu perlintasan Rafah dibenarkan seorang warga Palestina yang berada di Rafah, Hidayah Adnan saat dihubungi wartawan MINA Jumat (26/7) pagi.

Hidayah mengatakan, pintu Rafah masih dibuka sebagian sementara serangan Zionis Israel terus dilakukan dari berbagai arah.

Dia juga memberikan ucapan terima kasih atas dukungan dan doa dari rakyat Indonesia.

Baca Juga: Israel Tutup Komplek Masjid Al-Aqsa untuk Jumat Kedua, Jamaah Dibatasi

“Untuk saudaraku di Indonesia, kami ucapkan terima kasih atas bantuan saudara sekalian untuk Gaza, dan aksi solidaritas kalian untuk memperkuat dan memperkokoh kami. Dengan izin Allah kemenangan dan pertolongan Allah sudah dekat. Dan pertemuan kita di Masjidil Aqsha akan cepat terlaksana,” kata Hidayah.

Korban Terus Berjatuhan

Dr. Nasr Tatar, Kepala Rumah Sakit As-Syifa yang merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, menyerukan agar pintu perbatasan Rafah segera dibuka secara penuh agar barang-barang bantuan bisa masuk ke Jalur Gaza.

“Demikian juga agar banyak para pasien yang kondisinya memprihatinkan bisa segera dirujuk ke rumah sakit rumah sakit yang memilki pelayanan yang memadai,” tutur Nasr.

Baca Juga: Viral Video Tentara Israel Pesta Ulang Tahun di Rumah Palestina Usai Usir Penghuninya

Hingga berita ini ditulis, agresi militer Zionis Israel ke Jalur Gaza selama 20 hari menyebabkan korban meninggal dunia mencapai 1030 orang dan 5.700 korban luka-luka itu telah mendapatkan banyak simpati, tidak terkecuali Indonesia, negera berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Nasr mengatakan, pada agresi militer Zionis 2012 lalu, banyak rombongan dokter dari berbagai negara Arab dan Eropa menjadi relawan di Rumah Sakit As-Syifa. Namun, akibat pintu perbatasan Rafah yang tidak kunjung dibuka secara penuh, dalam agresi Zionis Israel ke Gaza kali ini, para dokter dari luar Gaza tidak bisa masuk.

“Tidak hanya pintu perbatasan Rafah yang selalu ditutup, perbatasan Bayt Hanoun pun kondisinya tidak jauh berbeda,” kata Nasr.

Saat ini hanya ada dua dokter relawan berasal dari Norwegia dan tiga dokter lainnya yang merupakan utusan dari Ikatan Medis Palestina–Eropa.

Baca Juga: Hamas: Israel Jadikan Lokasi Distribusi Bantuan Perangkap Kematian Massal

Sementara Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, dr. Asyraf Al-Qadra mengatakan, rumah Sakit di Gaza perlu bantuan pasokan medis yang mendesak bagi korban agresi Zionis Israel terhadap Jalur Gaza yang terus berlanjut.

Kepada Koresponden MINA Asyraf mengatakan, Jalur Gaza sedang menderita kekurangan obat obatan yang mendesak, obat-obatan untuk ICU, obat-obatan untuk operasi, dan berbagai keperluan medis lainnya agar dapat memberikan pelayanan medis secara maksimal kepada warga yang terluka.

Asyraf juga meminta dukungan dari dunia internasional untuk mendesak Israel agar menghentikan serangan terhadap warga Gaza yang dimulai sejak awal Ramadhan lalu.(L/K01/P02/P04)

 

Baca Juga: Brigade Al-Qassam Hancurkan 3 Tank Zionis di Shujaiyya Gaza

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda