Kairo, MINA – Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Atti mengatakan, penyeberangan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza akan segera dibuka kembali setelah persiapan selesai di sisi Palestina dengan pemantau Eropa.
Abdel Atti menjelaskan dalam wawancara yang direkam dengan Cairo News Channel pada Senin (26/1) malam bahwa bantuan kemanusiaan dan medis saat ini sedang dikirimkan, melebihi jumlah yang disepakati yaitu 600 truk per hari.
Ia menambahkan, Mesir menyediakan semua fasilitasi yang memungkinkan, dan bantuan masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom. Sementara operasi di penyeberangan Rafah akan dimulai setelah pihak Palestina menyelesaikan persiapannya.
“Pihak Mesir siap, tetapi Israel telah menghancurkan banyak fasilitas di sisi Palestina dari penyeberangan tersebut,” katanya.
Baca Juga: Dubes Saudi untuk Inggris: Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Palestina
Sebelumnya, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan, para menteri luar negeri Uni Eropa setuju untuk melanjutkan misi pemantauan di perbatasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir.
“Semua orang sepakat bahwa misi bantuan perbatasan Uni Eropa di perbatasan Rafah dapat memainkan peran penting dalam mendukung gencatan senjata,” katanya.
Sejak 24 Mei 2024, bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom (yang dikuasai Israel) setelah tentara pendudukan merebut penyeberangan Rafah dan menghancurkan serta membakar sebagian.
Perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel, yang memulai tahap pertamanya pada 19 Januari 2025, menetapkan masuknya 600 truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza setiap hari dan pembukaan penyeberangan Rafah tujuh hari setelah perjanjian tersebut dilaksanakan.
Baca Juga: Mesir dan Yordan Tegas Tolak Usulan Relokasi Warga Gaza
Perjanjian gencatan senjata di Gaza juga mencakup pertukaran tahanan dalam tiga tahap, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mufti Palestina Sheikh Ikrima Sabri Berkunjung ke Aljazair