Gaza City, 18 Rajab 1435/17 Mei 2014 (MINA) – Maher Abu Sabha, Direktur Jenderal Administrasi Umum Perlintasan Perbatasan Palestina, mengatakan, pihak Mesir akan membuka perbatasan Rafah dengan Gaza selama dua hari mulai Ahad (18/5) untuk jamaah Umrah dari Jalur Gaza bertolak ke Arab Saudi.
“Pemerintah Mesir akan membuka perbatasan Rafah pada hari Ahad untuk mengizinkan para musafir untuk melewati perlintasan itu,” kata seorang pejabat Gaza itu.
Sementara jamaah umroh Palestina yang akan kembali ke Jalur Gaza akan diizinkan untuk melewati perlintasan Rafah menuju Gaza pada Selasa depan, ujar Abu Sabha sebagaimana dilaporkan media Palestina Ma’an News Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Rafah telah menjadi jalur penghubung utama antara sekitar 2 juta penduduk Gaza dengan dunia luar sejak pemberlakuan blokade oleh rezim Zionist Israel sejak 2007 lalu.
Baca Juga: Kaki Tentara Israel Ini Diamputasi Usai Disergap Hamas
Ribuan warga Gaza terlantar
Abu Sabha juga melaporkan, warga Gaza yang terdaftar untuk melakukan perjalanan dalam catatan Kementerian Dalam Negeri Palestina telh mencapai 15 ribu jiwa.
Abu Sabha menjelaskan dalam sebuah pernyataan kepada Al-Ray Media Agency, “Tujuh ribu warga telah mengajukan ijin untuk melakukan perjalanan di kantor Departeman Administrasi Publik Kementerian Palestina selama sepekan yang lalu,” bergabung dengan delapan ribu warga yang telah mengajukan sebelumnya, sehingga jumlah pelamar menjadi 15 ribu warga Palestina.
Semua warga negara yang terdaftar untuk melakukan perjalanan diklasifikasikan sebagai pasien, kasus kemanusiaan, pemegang paspor asing, dan pelajar, ujar Abu Sabha.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang
Dia menyatakan, pihak Palestina sedang melakukan kontak dengan pihak berwenang Mesir untuk memfasilitasi pembukaan perlintasan Rafah, satu-satunya jalur penduduk Gaza dapat melakukan perjalanan.
Deprtemen membuka pendaftaran bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan dari hari Ahad lalu sampai Kamis (15/5). Pihak berwenang Mesir terus menutup perbatasan Rafah untuk tujuh hrii berturut-turut di kedua arah.
Sejak militer menggulingkan Muhammad Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara sah, Juli 2013 lalu, militer Mesir telah memperketat kontrol atas perbatasan dengan Jalur Gaza.
Pemerintah Mesir hanya membuka perbatasan dua atau tiga hari dengan interval sepuluh hari sekali.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Kebijakan militer Mesir tersebut telah menjadikan ribuan orang yang akan keluar dan masuk Jalur Gaza-Mesir terlantar di perbatasan kedua negara itu (Palestina-Mesir).
Blokade Israel dan kebijakan penutupan Rafah oleh Mesir telah membatasi impor dan ekspor dari Jalur Gaza dan telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan kesulitan memperoleh kehidupan yang layak bagi warga Gaza.Penutupan total Rafah ternyata menjadikan Jalur Gaza sebagai “penjara terbesar di dunia”.(T/P02/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Pemakaman Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian