Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MESIR BUKA PERLINTASAN RAFAH EMPAT HARI

Rana Setiawan - Sabtu, 28 Juni 2014 - 20:49 WIB

Sabtu, 28 Juni 2014 - 20:49 WIB

643 Views

Foto: Aawsat.com
Foto: Aawsat.com

Foto: Aawsat.com

Gaza City, 30 Sya’ban 1435/28 Juni 2014 (MINA) – Direktorat Jenderal Administrasi Umum Perlintasan Perbatasan Kementerian Dalam Negeri Palestina mengumumkan, otoritas Mesir akan membuka penyeberangan Rafah empat hari mulai Ahad (28/6) hingga Rabu (2/7) khusus bagi jamaah umroh dan relawan kemanusiaan saja.

Direktorat yang berbasis di Gaza City mengatakan , perlintasan akan terbuka pada Ahad pagi untuk mengizinkan kelompok pertama dari kloter 12 jamaah Umroh dari Jalur Gaza untuk melakukan perjalanan, dan mengizinkan jamaah umrah dari kloter 11 untuk kembali. AlResalah melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Sementara lembaga medis kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) telah memberangkatkan 15 relawan asal jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah dari berbagai wilayah Indonesia, Sabtu (28/6) untuk mengawal pengadaan Alat Kesehatan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.

Penutupan terminal Rafah sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir karena kerusuhan politik di Mesir dan kekerasan di semenanjung Sinai, menempatkan beban tambahan pada penduduk Jalur Gaza.

Baca Juga: Israel Perpanjang Penutupan Media Al-Jazeera di Palestina

Sejak militer menggulingkan Muhammad Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara sah, Juli 2013 lalu, militer Mesir telah memperketat kontrol atas perbatasan dengan Jalur Gaza.

Pemerintah Mesir hanya membuka perbatasan dua atau tiga hari dengan interval sepuluh hari sekali.

Kebijakan militer Mesir tersebut telah menjadikan ribuan orang yang akan keluar dan masuk Jalur Gaza-Mesir terlantar di perbatasan kedua negara itu (Palestina-Mesir).

Blokade Israel dan kebijakan penutupan Rafah oleh Mesir telah membatasi impor dan ekspor dari Jalur Gaza dan telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan kesulitan memperoleh kehidupan yang layak bagi warga Gaza.Penutupan total Rafah ternyata menjadikan Jalur Gaza sebagai “penjara terbesar di dunia”.(T/P02/P04)

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda