Gaza, MINA – Mesir membuka gerbang perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza pada Senin (9/10) secara khusus bagi anggota Fatah dan Hamas yang berbasis di Gaza dan terlibat dalam pembicaraan rekonsiliasi untuk melakukan perjalanan ke Kairo guna sebuah babak baru perundingan.
Pembicaraan Fatah-Hamas, yang ditengahi oleh Mesir, diperkirakan dimulai di ibukota Mesir pada hari Selasa (10/10) untuk membahas pelaksanaan Kesepakatan Kairo 2011 antara dua faksi utama Palestina mengenai rekonsiliasi dan penyatuan kembali Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang terbagi sejak 2007 lalu.
Delegasi Fatah termasuk Azzam Al-Ahmad, Hussein Al-Sheikh, Ahmad Hillis, dan Rawhi Fattouh, semuanya anggota Komite Pusat Fatah; Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Revolusi Fatah Fayez Abu Eita; dan kepala intelijen Majid Faraj.
Baca Juga: Keledai Jadi Penyelamat Warga Gaza di Tengah Perang
Delegasi Hamas meliputi Saleh Arouri (Wakil Kepala Biro Politik Hamas); Yahya Sinwar (Kepala Gerakan Hamas di Gaza), dan wakilnya Khalil Al-Hayyah, serta anggota Biro Politik Hamas Izzat Rishq, Husam Badran, Salah Bardawil dan Mousa Abu Marzouk.
Perundingan tersebut akan berfokus soal keamanan, pegawai negeri, kontrol atas penyeberangan dan milisi bersenjata, serta pemerintah persatuan, program politik dan penyelenggaraan pemilihan nasional, demikian Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan yang dikutip MINA.
Dorongan Mesir untuk rekonsiliasi Palestina menyebabkan Hamas membubarkan komite administratif yang dibentuknya pada bulan Maret lalu untuk menjalankan urusan peerintahan di Gaza. Keputusan itu memungkinkan pemerintah persatuan Palestina dari Ramallah dapat melakukan perjalanan ke Gaza pekan lalu dan menerima tanggungjawab semua kementerian tersebut.
Keputusan Hamas ini juga kemungkinan akan mengakhiri perpecahan nasional Palestina sejak sebuah konflik berdarah pecah setelah Hamas menang telak dalam pemilihan legislatif pada tahun 2006.
Baca Juga: AS Tolak Rencana Israel untuk Caplok Tepi Barat yang Diduduki
Meski beberapa usaha selama bertahun-tahun ditujukan untuk mendamaikan kelompok -kelompok tersebut, pimpinan Palestina telah berulang kali gagal menindaklanjuti janji rekonsiliasi dan pemilihan yang telah lama tertunda. Kedua gerakan tersebut sering saling menyalahkan akibat banyak kegagalan politik, sampai Mesir berhasil kembali mempertemukan kedua faksi bersengketa ini. (T/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sedikitnya 10.000 Tenda Pengungsi Gaza Rusak Akibat Badai Musim Dingin