Gaza, 6 Jumadil Akhir 1438/ 5 Maret 2016 (MINA) – Pemerintah Mesir, Sabtu malam (4/3), mengumumkan, perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza yang terblokade itu akan dibuka di kedua arah pada hari Senin, Selasa, dan Rabu depan, menurut juru bicara Komite Penyeberangan Gaza Hisham Udwan.
Perlintasan Gaza dibuka sementara pada hari Jumat (3/3), untuk memungkinkan 150 delegasi pemuda dari daerah kantong pantai guna melakukan perjalanan ke Mesir.
“Mereka mengambil bagian dalam sebuah konferensi di Kota Ain Sokhna, pesisir Laut Merah,” kata Udwan sebagaimana Maan News memberitakannya yang dikutip MINA, Ahad.
Sejak awal tahun ini, pemerintah Mesir telah membuka penyeberangan di kedua arah dua kali, terakhir pada pertengahan Februari.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mesir telah memberlakukan blokade militer Israel di Jalur Gaza sejak tersingkirnya mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi pada 2013 dan menimbulkan kekuatan al-Sisi di Mesir.
Sementara perbatasan Mesir menjadi jalur hidup utama bagi warga Gaza menuju dunia luar, pemerintah Mesir telah perlahan-lahan menutup gerakan melalui perbatasan sejak Mursi digulingkan oleh tentara Mesir.
Karena kendala pada gerakan Palestina melalui perbatasan, banyak warga Gaza umumnya dilarang meninggalkan atau memasuki daerah kantong pesisir yang terblokade, selama berbulan-bulan pada satu waktu.
Perbatasan berkala hanya dibuka pihak berwenang Mesir mengakibatkan banyaknya warga Palestina terdampar pada kedua sisi selama penutupan.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Menurut PBB, selama 2016, pebatasan sebagian dibuka hanya 44 hari. Pada 2015, perbatasan hanya terbuka selama 21 hari.
Blokade Israel selama satu dekade telah mengakibatkan sekitar dua juta warga Palestina di Jalur Gaza masuk dalam kemiskinan ekstrim dan beberapa tingkat pengangguran tertinggi di dunia.
Sementara infrastruktur Gaza belum pulih dari kehancuran tiga serangan militer Israel selama enam tahun terakhir. Rekonstruksi yang lambat dan kadang-kadang stagnan dari kantong pantai yang terlokade hanya memperburuk situasi di sana. PBB memperingatkan bahwa Gaza tidak layak “dihuni” pada tahun 2020. (T/R01/P02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian