Rafah, 13 Muharram 1438/14 Oktober 2016 (MINA) – Pemerintah Mesir berencana membuka perlintasan Rafah dari dua arah selama dua hari pada Sabtu dan Ahad (15-16/10).
Kementerian Dalam Negeri Gaza dalam pernyataannya mengungkapkan, pihaknya diberitahu oleh Mesir yang akan membuka pintu Rafah hari Sabtu dan Ahad untuk kasus-kasus kemanusiaan dan pengungsian, demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkannya.
Selama ini, Mesir dinilai banyak pihak turut andil terkait blokade Gaza dalam tiga tahun terakhir, sejak Presiden Mohamed Morsi dikudeta pada 2013 dan digantikan oleh Presiden Abdel Fattah Al-Sisi.
Israel telah bertahun-tahun memblokade Gaza nyaris secara permanen. Tak ada yang bisa keluar maupun masuk ke Gaza sepanjang perbatasan yang dikuasai Israel, termasuk jalur laut. Karenanya perbatasan Gaza-Mesir melalui perlintasan Rafah menjadi sangat vital bagi masyarakat di Gaza.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Pada 2015 lalu, pemerintah Mesir membuka penyeberangan Rafah hanya 21 kali untuk lalu lintas terbatas, menurut data Kementerian Dalam Negeri Gaza.
Bulan lalu, kementerian juga mengumumkan bahwa sekitar 30.000 warga Gaza putus asa menunggu untuk menyeberang perbatasan, termasuk 4.000 mencari perawatan medis di luar negeri.
Periode panjang penutupan di perbatasan Rafah yang menjadi satu-satunyanya cara akses Gaza ke dunia luar tanpa kendali Israel, telah menyebabkan 1,9 juta penduduk mengarah ke ambang bencana kemanusiaan. (T/P011/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza