Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesir dan Arab Saudi Tolak Rencana Serangan Israel ke Rafah

Nur Hadis - Kamis, 22 Februari 2024 - 11:37 WIB

Kamis, 22 Februari 2024 - 11:37 WIB

5 Views

Ilustrasi: Umm Ibrahim Alayan Sedang hamil delapan bulan, menutupi wajahnya saat bereaksi di sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Rafah di Jalur Gaza selatan (Foto: MEM0)

Kairo, MINA – Sameh Shoukry, Menteri Luar Negeri Mesir, dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud bertemu di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri G20 di Rio de Janeiro, Brasil pada Rabu, (21/2).

Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Mesir, kedua pemimpin tersebut bertemu membahas penolakan mutlak negara mereka terhadap operasi militer Israel di kota Rafah dan upaya evakuasi paksa terhadap warga Palestina dari wilayah mereka.

Sebelumnya pada 9 Februari 2024, PM Israel Benyamin Netanyahu mengatakan: “Tidak mungkin mencapai tujuan perang untuk melenyapkan Hamas dengan meninggalkan empat batalyon Hamas di Rafah. Di sisi lain, jelas bahwa operasi besar-besaran di Rafah memerlukan evakuasi warga sipil dari zona pertempuran. Itulah sebabnya Perdana Menteri mengarahkan IDF dan lembaga pertahanan untuk menyampaikan kepada kabinet, rencana ganda untuk evakuasi penduduk dan serangan ke batalion Hamas.”

Intinya, Netanyahu mengatakan bahwa aksi militer ini akan berakhir hanya jika Hamas “dilenyapkan”. “Jika kita tidak melenyapkan ‘teroris’ Hamas, ‘Nazi baru’ ini, maka pembantaian berikutnya hanya tinggal menunggu waktu saja,” katanya pada bulan Januari.

Baca Juga: Israel Perpanjang Penutupan Media Al-Jazeera di Palestina

Dia juga mengatakan bahwa menyuruh pendudukan Israel untuk tidak memasuki Rafah sama saja dengan menyuruh mereka kalah perang melawan pejuang Hamas.

Menurut PBB, lebih dari 1,4 juta orang saat ini berada di Rafah, yang dulunya merupakan kota berpenduduk 300.000 orang, setelah pasukan pendudukan Israel menyerang seluruh wilayah lain di Jalur Gaza yang sempit.

Hampir sepekan setelah serangan pejuang Gaza, pada 13 Oktober Israel memerintahkan 1,1 juta orang yang tinggal di utara Gaza untuk mengungsi  ke Gaza Selatan dalam waktu 24 jam saat serangan dimulai. (T/B03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Rekomendasi untuk Anda