Kairo, MINA – Sameh Shoukry, Menteri Luar Negeri Mesir, dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud bertemu di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri G20 di Rio de Janeiro, Brasil pada Rabu, (21/2).
Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Mesir, kedua pemimpin tersebut bertemu membahas penolakan mutlak negara mereka terhadap operasi militer Israel di kota Rafah dan upaya evakuasi paksa terhadap warga Palestina dari wilayah mereka.
Sebelumnya pada 9 Februari 2024, PM Israel Benyamin Netanyahu mengatakan: “Tidak mungkin mencapai tujuan perang untuk melenyapkan Hamas dengan meninggalkan empat batalyon Hamas di Rafah. Di sisi lain, jelas bahwa operasi besar-besaran di Rafah memerlukan evakuasi warga sipil dari zona pertempuran. Itulah sebabnya Perdana Menteri mengarahkan IDF dan lembaga pertahanan untuk menyampaikan kepada kabinet, rencana ganda untuk evakuasi penduduk dan serangan ke batalion Hamas.”
Intinya, Netanyahu mengatakan bahwa aksi militer ini akan berakhir hanya jika Hamas “dilenyapkan”. “Jika kita tidak melenyapkan ‘teroris’ Hamas, ‘Nazi baru’ ini, maka pembantaian berikutnya hanya tinggal menunggu waktu saja,” katanya pada bulan Januari.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Dia juga mengatakan bahwa menyuruh pendudukan Israel untuk tidak memasuki Rafah sama saja dengan menyuruh mereka kalah perang melawan pejuang Hamas.
Menurut PBB, lebih dari 1,4 juta orang saat ini berada di Rafah, yang dulunya merupakan kota berpenduduk 300.000 orang, setelah pasukan pendudukan Israel menyerang seluruh wilayah lain di Jalur Gaza yang sempit.
Hampir sepekan setelah serangan pejuang Gaza, pada 13 Oktober Israel memerintahkan 1,1 juta orang yang tinggal di utara Gaza untuk mengungsi ke Gaza Selatan dalam waktu 24 jam saat serangan dimulai. (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi