Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesir dan Otoritas Palestina Berunding Pengelolaan Perbatasan Rafah

Nur Hadis Editor : Ali Farkhan Tsani - Rabu, 14 Agustus 2024 - 17:10 WIB

Rabu, 14 Agustus 2024 - 17:10 WIB

27 Views

Ilustrasi truk menunggu di dekat gerbang perbatasan Rafah. (Photo: Anadolu Agency)

Rafah, MINA – Mesir dan Otoritas Palestina (PA) dilaporkan tengah berunding agar pemerintah yang berpusat di Tepi Barat mengelola Perbatasan Rafah antara Jalur Gaza yang terblokade dan Semenanjung Sinai, di tengah laporan tentang sikap Israel yang melunak terhadap kemungkinan pengambilan wilayah tersebut. Demikian dikutip dari MEMO, Rabu, (14/8).

Menurut penyiaran publik Israel, Kan, selama akhir pekan, sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut memberi tahu bahwa upaya sedang dilakukan antara Kairo dan Ramallah untuk menyempurnakan kesepakatan yang akan membuat Otoritas Palestina mengelola Perlintasan Rafah, dengan pejabat senior PA, Hussein Al-Sheikh.

Dilaporkan juga  baru-baru ini bertemu dengan seorang pejabat Mesir yang berbasis di Ramallah untuk membahas rencana tersebut.

Dalam mendorong proposal tersebut, otoritas Mesir tampaknya bertujuan agar ini menjadi langkah awal dalam rencana yang lebih luas bagi PA untuk secara bertahap mengambil alih dan mengelola area strategis lainnya di Gaza setelah berakhirnya serangan Israel yang sedang berlangsung di wilayah yang diperangi itu.

Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina

Hal ini terjadi di tengah laporan bahwa bahkan Tel Aviv sendiri mulai menyambut baik gagasan tersebut, meskipun banyak elemen dan tokoh dalam koalisi penguasa sayap kanan yang awalnya menentang segala bentuk pemerintahan sendiri Palestina di Gaza.

Bulan lalu, Axios mengungkapkan bahwa pejabat Israel, PA, dan Amerika Serikat telah mengadakan pertemuan rahasia untuk membuka kembali Perlintasan perbatasan Rafah.

Menurut laporan tersebut, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menentang keterlibatan langsung PA dalam mengelola Perlintasan Rafah. Sebaliknya, mendesak untuk mengirim personel dalam kapasitas tidak resmi, yang ditolak PA.

Namun, Times of Israel mengutip pejabat bulan lalu yang mengatakan bahwa lingkaran perdana menteri Israel tampaknya semakin menyadari bahwa PA adalah satu-satunya pilihan yang layak untuk mengelola Perlintasan perbatasan Rafah saat ini.

Baca Juga: Israel Akui 66 Tentaranya Cedera dalam 24 Jam

Pembukaan kembali Perlintasan akan dilakukan beberapa bulan setelah pasukan pendudukan Israel merebut seluruh perbatasan Gaza-Mesir dan menghentikan aktivitas di Perlintasan tersebut. Langkah itu memutus akses ke bantuan dan membatasi kesempatan bagi warga Palestina untuk melarikan diri dari Jalur Gaza yang terkepung.

Langkah untuk membuka kembali akan sangat menguntungkan upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Israel rencananya akan menghentikan pemboman dan kejahatan perangnya dengan imbalan pembebasan sandera Israel yang ditahan oleh kelompok Perlawanan Palestina, Hamas.

Para pejuang Hamas yang terluka juga dilaporkan dapat melakukan perjalanan melintasi perbatasan ke Mesir untuk menerima perawatan medis sebagai bagian dari fase pertama gencatan senjata, berdasarkan proposal tersebut. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menteri Keuangan Israel Serukan Pendudukan Penuh di Gaza Utara

Rekomendasi untuk Anda