Doha, MINA – Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengadakan pembicaraan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Doha pada hari Ahad (13/4), membahas upaya lanjutan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan.
Kantor Berita Qatar melaporkan, kunjungan El-Sisi ke Doha tersebut sangat penting mengingat kondisi dan perkembangan di kawasan Timur Tengah dan dunia, yang membutuhkan peningkatan konsultasi dan koordinasi kedua negara mengenai semua perkembangan dan isu yang memengaruhi keamanan dunia Arab umumnya dan kawasan Arab khususnya. Al-Khaleej melaporkan, Ahad (13/4).
Kantor berita itu menambahkan, pertemuan Qatar-Mesir mencerminkan tingkat hubungan yang terhormat, serta keinginan bersama untuk memperdalam kerja sama dan koordinasi kedua bangsa yang bersaudara.
Juru bicara kepresidenan Mesir Mohamed El-Shenawy mengatakan, Presiden El-Sisi akan membahas bersama Emir Qatar cara-cara untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang, dan membahas perkembangan regional, terutama yang terkait dengan masalah Palestina dan upaya gencatan senjata di Jalur Gaza.
Baca Juga: Presiden Prabowo dan Raja Abdullah II Akan Bahas Penguatan Kerja Sama Bilateral
Ia menambahkan bahwa El-Sisi juga akan bertemu dengan perwakilan komunitas bisnis Qatar untuk membahas peluang kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Ia mengonfirmasi, El-Sisi akan melanjutkan perjalanan ke Kuwait, untuk bertemu Emir Sheikh Meshal Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, dan Putra Mahkota, Sheikh Sabah Khaled Al-Hamad Al-Sabah.
Pada bagian lain, Channel 13 Israel mengungkapkan, lembaga keamanan percaya bahwa peluang tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza dengan imbalan pembebasan sandera “meningkat.”
Saluran tersebut melaporkan optimisme di kalangan Amerika Serikat mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan antara Israel dan Hamas, yang mengindikasikan bahwa hal ini dapat terjadi “segera.”
Baca Juga: Cegah Penipuan, Saudi Luncurkan Enam Paket Haji Terverifikasi di Aplikasi Nusuk
Israel kini memperkirakan, menurut sumber yang sama, bahwa peluang untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan baru “meningkat,” tetapi memperingatkan bahwa “Hamas menginginkan puluhan hari gencatan senjata tambahan.”
Mesir telah bekerja sama dengan Qatar dan Amerika Serikat selama berhari-hari untuk mengajukan proposal baru mengenai gencatan senjata di Gaza untuk jangka waktu antara 40 hingga 50 hari, menurut beberapa media, sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah sandera dan masuknya bantuan ke Jalur Gaza.
Pada Sabtu malam (12/4), Hamas mengumumkan keberangkatan delegasi negosiasinya ke Kairo, dan menekankan bahwa mereka “terlibat secara positif dengan setiap proposal yang menjamin gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.”
Hamas mengatakan delegasinya, yang dipimpin Khalil al-Hayya, telah melakukan perjalanan ke Kairo pada hari Sabtu “sebagai tanggapan atas undangan dari saudara-saudara kami di Mesir.”
Baca Juga: Angkatan Bersenjata Yaman Serang Dua Sasaran Israel di Yaffa
Pernyataan itu menambahkan, “Kami akan bertemu dan menindaklanjuti dengan saudara-saudara kami yang menjadi mediasi dari Qatar dan Mesir, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk mencapai kesepakatan dan menghentikan agresi terhadap rakyat kami.”
Hamas melanjutkan: “Kami menanggapi secara positif setiap usulan yang menjamin gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, diakhirinya penderitaan rakyat Palestina, dan tercapainya kesepakatan pertukaran yang serius.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jutaan Orang Yaman Teriak ‘Kami Tidak Akan Meninggalkan Gaza’