Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesir: Ethiopia Tolak Mediasi Selesaikan Krisis Bendungan GERD

Widi Kusnadi - Jumat, 30 April 2021 - 16:02 WIB

Jumat, 30 April 2021 - 16:02 WIB

18 Views

Salah satu gambar bendungan Renaissans Ethiopia. sumber: caglobalint.com

Kairo, MINA – Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengkonfirmasi kemajuan untuk menyelesaikan krisis Bendungan Renaisans Ethiopia Besar (GERD) tetap terhenti setelah Addis Ababa menolak mediasi regional dan internasional untuk menyelesaikannya.

Hal itu dikatakan Menlu Mesir saat berbicara pada pertemuan Komite Urusan Luar Negeri, Arab dan Afrika di Senat Mesir, demikian ArabNews melaporkannya, Jumat (30/4).

Mesir memiliki posisi yang jelas untuk tidak menghambat pembangunan di Ethiopia, tetapi tidak dengan mengorbankan negara lain, terutama bila situasinya berkaitan dengan perairan Sungai Nil,” katanya.

Shoukry memberi pengarahan kepada deputi Senat tentang hasil tur Afrika baru-baru ini, dia juga membawa pesan dari Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi kepada kepala negara Afrika lainnya tentang perkembangan GERD.

Baca Juga: 653 Truk Bantuan Masuki Gaza Sejak Gencatan Senjata Berlaku, Distribusi Masih Terbatas

Ia menekankan, ada pemahaman dari negara-negara Afrika lainnya terhadap posisi Mesir.

“Dunia sedang menyaksikan perubahan, dan kebijakan Mesir didasarkan pada hubungan luar negeri yang kuat dengan negara-negara selain peran perintis kami di kawasan itu,” kata Shoukry.

Sementara Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly memperingatkan negaranya berisiko menderita kemiskinan air akibat peningkatan populasi.

Dia menambahkan, rata-rata bagian air orang Mesir mendapatkan sekitar 600 meter kubik per tahun, sedangkan batas kemiskinan air adalah 1.000 meter kubik per tahun.

Baca Juga: Uni Afrika Bekukan Keanggotaan Madagaskar Usai Kudeta Militer Gulingkan Presiden Rajoelina

Negosiasi antara Mesir, Sudan dan Ethiopia atas GERD sejauh ini gagal mencapai kesepakatan yang mengikat.

Pembicaraan diadakan pada awal April di ibu kota Republik Demokratik Kongo, Kinshasa, dengan perwakilan dari Kairo dan Khartoum yang menyuarakan ketakutan mereka atas potensi dampak negatif bendungan di Sungai Nil dan tanggungannya di hilir.

Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) merupakan bendungan terbesar di Afrika yang diluncurkan sembilan tahun lalu pada April 2011 oleh pemerintah Ethiopia, bertujuan mengubah negara miskin menjadi pembangkit pusat ekonomi dan pertanian, selain itu GERD akan dapat menghasilkan tenaga listrik yang besar dengan air yang dibendungnya itu.(T/R6/R1)

 

Baca Juga: Inggris, dan Mesir Dorong Investasi Swasta untuk Rekonstruksi Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden RI Prabowo Subianto (foto: BPMI Setpres)
Internasional
Internasional
MINA Sport
Palestina