Kairo, MINA – Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly dan PM Irak Adil Abdul-Mahdi pada hari Ahad, 24 Maret, hadir dalam forum ekonomi dan perdagangan bersama di hadapan para menteri dan pengusaha dari kedua negara.
Madbouly menyambut delegasi Irak dari komunitas bisnis dan industri, di ibukota Kairo. Al-Ahram melaporkan.
Dia menekankan hubungan historis yang mengakar kuat antara kedua negara, karena Mesir dan Irak selalu berbagi banyak hal dan menjadi landasan stabilitas kawasan dan seluruh Timur Tengah.
Ia menyampaikan arahan Presiden Abdel Fattah El Sisi kepada untuk mempromosikan hubungan dengan Irak.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dia juga mengatakan, salah satu usaha paling penting dari kerja sama yang disepakati antara kedua negara adalah pembentukan usaha patungan.
Menueutnya, Mesir telah mengambil langkah-langkah penting dengan cara yang sama di banyak negara di benua Afrika.
Pertemuan komite tinggi bersama akan diadakan bulan depan, “di mana saya akan mengunjungi Irak”, ujarnya.
“Saya berharap bahwa selama kunjungan saya, implementasi sejumlah proyek akan dimulai,” imbuhnya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Ia menekankan, sektor swasta diikutsertakan dalam poin ini dari pemerintah Mesir dan Irak.
Pengalaman Mesir di bidang ekonomi selama empat tahun terakhir, menurutnya, menunjukkan keberhasilannya dalam mencapai indikator positif, termasuk tingkat pertumbuhan 5,6%.
“Tahun depan kami bertujuan untuk mencapai 6% dan memotong tingkat pengangguran menjadi 9% dengan bantuan banyak proyek nasional yang sedang dilaksanakan dan yang telah berkontribusi menciptakan sekitar 900.000 tenaga kerja per tahun,” imbuhnya.
Sementara itu, perdana menteri Irak menyatakan senang untuk menghadiri forum dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Sisi pada hari Sabtu dan kemudian dengan rekannya Madbouli.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Dia berharap, kunjungannya akan berkontribusi untuk mempromosikan kerja sama bilateral di berbagai sektor untuk memenuhi aspirasi dari kedua negara dan masyarakat.
Dia menambahkan, kondisi yang dihadapi negaranya telah membuat banyak sektor membutuhkan kerjasama dan rekonstruksi.
“Banyak area dan peluang tersedia, dan kami perlu menggandakan produksi,” katanya. (T/RS2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng