Gaza, 20 Jumadil Awwal 1436/11 Maret 2015 (MINA) – Pihak berwenang Mesir kembali menutup perbatasan Rafah setelah membuka selama dua hari, Senin dan Selasa.
Persimpangan dibuka setelah ditutup selama lebih dari 45 hari berturut-turut yang menyebabkan penderitaan bagi lebih dari 60.000 warga Palestina yang akan melakukan perjalanan, Palestinian Information Center (PIC) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Rabu (11/3).
Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa, orang-orang dengan residensi di negara-negara lain dan banyak kasus kemanusiaan seperti warga Palestina yang sakit parah.
Direktur Jenderal penyeberangan perbatasan Gaza, Maher Abu Sabha mengatakan, hanya 900 penumpang berhasil melakukan perjalanan melalui Rafah selama dua hari, sebelum pemerintah Mesir kembali menutup gerbang hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Abu Sabha mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa, setelah membuka Rafah selama dua hari, hanya 12 bus berhasil melakukan perjalanan dan 900 penumpang di antaranya adalah 200 orang yang tercatat pada daftar koordinasi.
Daftar koordinasi diterima dari pemerintah Mesir yang mengikat pemerintah Palestina untuk mentransfer mereka yang terdaftar di dalamnya.
Dia menjelaskan, pemerintah Mesir menutup penyeberangan pada Selasa malam sampai pemberitahuan lebih lanjut, dan menyatakan ada harapan bahwa gerbang akan segera dibuka kembali.
Abu Sabha menunjukkan, sebanyak 539 penumpang berhasil meninggalkan Jalur Gaza pada Selasa melalui Rafah dan 556 warga Palestina berada di Mesir dan kembali ke Gaza.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Dia menekankan, otoritas penyeberangan patuh terhadap nomor dan kategori yang terdaftar dan mereka yang kembali tidak memiliki konfirmasi perjalanan. (T/P006/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza