Kairo, 6 Muharram 1434/10 November (MINA) – Krisis gas butana telah meningkat di Mesir, harga satu barel berkisar antara 60 dan 70 pound. Mesir telah meminta pemerintahan sementara untuk bertanggung jawab atas harga tinggi dan pasokan sedikit.
Mereka mencatat pasokan gas sulit ketika memasuki musim dingin. Mohammas Abdel-Rahman dari assiut mengatakan bahwa toko gas sesak dengan pembeli, orang harus menunggu berjam-jam untuk membeli gas tetapi tidak berhasil.
Ahmed Fouad, warga Minya mengatakan “Kita tidak dapat menemukan gas di mana-mana,kami terpaksa membeli dengan harga berapa pun di pasar gelap. Menurut laporan Middle East Monitor (MEMO) dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Sementara Hassan Shoaib, warga Dakahlia mengatakan “Saya mencari gas selama tiga hari tapi tidak menemukan, saya terpaksa menggunakan minyak tanah”.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mohammed Abdel Rahman, warga Giza mengatakan “krisis gas menyesakkan kami, mencari setiap hari tapi tetap tidak menemukan”.
Dalam laporan terkait, Standard dan Poor Capital IQ telah mengungkapkan bahwa Mesir telah menjadi negara penghutang terbesar di Afrika dan Timur Tengah pada kuartal ketiga tahun ini.
Dalam Laporan kuartalan terbaru global Surat Utang Negara Risiko Kredit, diterbitkan pada situs web, S & P menunjukkan bahwa Mesir adalah negara yang paling berutang ketujuh di dunia.
Pada daftar negara yang paling tidak mampu membayar utang mereka pada kuartal III 2013.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
The Economist melaporkan bahwa utang Mesir sekarang terdiri 79,8 persen dari produk domestik bruto. Menurut Economist, utang Mesir sebesar $ 234.4billion, menempatkan utang masing-masing Mesir pada $ 2600. (T/P013/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan