Kairo, 23 Ramadhan 1435/21 Juli 2014 (MINA) – Pemerintah Mesir memanggil diplomat Turki yang ditempatkan di negeri itu , untuk memprotes pernyataan PM Tayyip Erdogan yang menilai Mesir tidak mampu menangani situasi di Jalur Gaza yang terkepung akibat serangan Israel.
Erdogan dalam pernyatannya menyebutkan, al-Sisi “penguasa Mesir memblokir saluran bantuan kemanusian di Jalur Gaza”, demikian pernyataan Erdogan, Jumat. Selanjutnya ia menilai, Mesir tidak bisa diandalkan menengahi negosiasikan gencatan senjata antara Israel dan Palestina, Press Tv yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Senin.
Hubungan antara Turki dan Mesir menjadi tegang sejak militer Mesir Muhammad Mursi digulingkan, mantan presiden negara itu, tahun lalu Erdogan telah berulang kali menyebutkan kudeta Abdul Fatah al-Sisi.
Komentar Erdogan datang sebelum Mesir mengusulkan rencana gencatan senjata antara rezim Israel dan gerakan perlawanan Palestina Hamas.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Hamas menolak proposal itu, dengan mengatakan, ia tidak akan tahan tembakan jika Israel menyetujui daftar tuntutan, termasuk mengakhiri blokade Tel Aviv di Jalur Gaza, bersama dengan pembukaan perbatasan Rafah.
Menurut data yang diberikan oleh layanan darurat, jumlah warga yang tewas sejak awal operasi Israel pada 8 Juli.
Jumlah korban yang tewas sejak awal serangan Israel ke Jalur Gaza sekitar 469. Lebih dari 3.000 orang terluka.
unjuk rasa Anti-Israel terhadap serangan Israel di Jalur gaza membuat seluruh dunia mengutuk kekejaman Tel Aviv terhadap rakyat Palestina. Para demonstran mendesak segera mengakhiri pertumpahan darah di Gaza.(T/P012/EO2)
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun