Washington, MINA – Mesir dilaporkan telah memperingatkan Israel bahwa hubungan antar kedua negara akan putus jika warga Palestina dari Gaza melarikan diri ke Gurun Sinai, sebagai akibat dari pengeboman Israel yang ganas di wilayah tersebut, situs AS Axios melaporkan pada Kamis (7/12), mengutip para pejabat AS dan Israel.
Dikutip dari The New Arab pada Sabtu (9/12), hal ini terjadi ketika Israel mengalihkan operasi militernya di Gaza ke arah selatan, dengan melakukan penembakan besar-besaran terhadap kota Khan Younis dan lokasi lainnya. Akibatnya, banyak warga Palestina yang mengungsi ke Rafah, dekat perbatasan Mesir. Ribuan orang telah terbunuh dalam sepekan terakhir.
Menurut Axios, para pejabat intelijen dan militer Mesir mengatakan kepada rekan-rekan Israel mereka, “mereka sangat prihatin” mengenai dampak operasi militer di Gaza selatan terhadap Mesir, yang dapat mengakibatkan pengungsian warga Palestina ke Mesir.
Pemerintah Kairo lebih lanjut mengatakan bahwa skenario seperti itu akan memicu “krisis serius” dalam hubungan diplomatik antara keduanya.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Sejak awal operasi militer brutal Israel pada tanggal 7 Oktober, Mesir telah menyatakan keprihatinan bahwa Tel Aviv berupaya mendorong warga Palestina ke Sinai, yang berbatasan dengan Gaza.
Menurut situs Al-Araby Al-Jadeed, Mesir telah memantau dengan cermat serangan Israel di Gaza, yang menurut Kairo mengindikasikan tujuan Tel Aviv untuk memaksa warga Palestina lebih dekat ke perbatasan Mesir.
Namun, Israel menolak kekhawatiran tersebut dengan mengklaim bahwa mereka hanya “menargetkan Hamas”, sementara warga Palestina yang terluka dan mencari perawatan medis di Mesir akan diizinkan kembali ke wilayah tersebut.
Komentar tersebut muncul ketika Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan pada Kamis di Forum Keamanan Aspen di Washington, D.C. bahwa “tidak pantas dan bertentangan dengan hukum internasional”, jika warga sipil Palestina dari Gaza dipaksa masuk ke Mesir.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Shoukry menekankan bahwa warga Palestina yang melarikan diri ke Mesir bukanlah “cara yang tepat untuk menangani konflik.”
Dia menekankan bahwa warga Gaza tidak boleh “dihukum” dan dipaksa meninggalkan wilayah mereka”. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza