Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesir Presentasikan Rencana Bangun Gaza di KTT Darurrat Liga Arab

Widi Kusnadi Editor : Ali Farkhan Tsani - 29 detik yang lalu

29 detik yang lalu

0 Views

Kairo, MINA – Mesir menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darurat Liga Arab di Kairo, Selasa (4/3). Presiden Abdel Fattah al-Sisi mempresentasikan rencana komprehensif untuk rekonstruksi Jalur Gaza tanpa menggusur penduduk Palestina.

Rencana Mesir berbeda dengan proposal kontroversial Presiden AS Donald Trump yang mengusulkan pengambilalihan Gaza dan relokasi penduduk Palestina untuk mengembangkan wilayah tersebut menjadi “Riviera Timur Tengah”. Anadolu melaporkan.

Rencana rekonstruksi yang diusulkan oleh Mesir mencakup tiga fase yang akan dilaksanakan selama lima tahun dengan total biaya sekitar $53 miliar (sekitar Rp871,5 triliun).

Fase pertama, yang diperkirakan memakan waktu dua tahun dan menelan biaya $20 miliar (sekitar Rp328,9 triliun), mencakup pembangunan 200.000 unit rumah di Gaza.

Baca Juga: OKI: Rencana Pengusiran Warga Palestina adalah Kejahatan Perang

Fase kedua akan mencakup pembangunan 200.000 unit rumah tambahan serta pembangunan bandara di Gaza selama dua setengah tahun.

Fase ketiga akan mencakup rekonstruksi total Gaza dalam kurun waktu lima tahun.

Rencana tersebut juga mencakup pembentukan Misi Bantuan Pemerintahan sementara yang akan menggantikan pemerintahan Hamas di Gaza untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, serta pelatihan personel polisi Palestina oleh Mesir dan Yordania sebagai persiapan penempatan di Jalur Gaza.

Selain itu, rencana tersebut menuntut Israel menghentikan semua aktivitas pemukiman, pencaplokan tanah, dan pembongkaran rumah-rumah warga Palestina.

Baca Juga: KTT Darurat Arab tentang Palestina Dimulai di Kairo

Rencana Mesir itu mendapatkan dukungan dari para pemimpin Arab yang hadir dalam KTT tersebut, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menyatakan bahwa rencana ini memungkinkan warga Palestina tetap tinggal di tanah mereka sambil mencapai penyelesaian damai yang komprehensif.

Namun, rencana ini menghadapi tantangan signifikan, termasuk kebutuhan akan dukungan dan pendanaan internasional, serta oposisi Israel dan Amerika Serikat. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Taliban Afghanistan Bertemu Dubes India Perkuat Hubungan Diplomatik

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Kolom
Internasional