Kairo, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa zona perbatasan Koridor Philadelphi antara Jalur Gaza dan Mesir harus berada di bawah kendali Israel, Mesir dipastikan akan melakukan perlawanan.
Direktur Keterlibatan Global di American University of Beirut Rami Khouri mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa Mesir tidak akan menerima pemberian wilayah itu kepada Israel.
“Mesir bertanggung jawab untuk berpatroli di koridor tersebut, yang dibuat berdasarkan perjanjian perdamaian Mesir-Israel tahun 1979,” kata Khouri.
Khouri mengungkapkan, terowongan di bawah koridor menjadikannya “satu-satunya jalan keluar bagi dunia bagi warga Palestina.
Baca Juga: Israel Ancam Cabut Izin Bantuan Udara Jika Kehancuran Gaza Diungkap ke Publik
“Rencana tersebut adalah salah satu dari banyak rencana yang diajukan oleh Netanyahu, yang menurut Khouri “terus-menerus melakukan negosiasi” dan “menarik khalayak yang berbeda”.
Namun, kata Khouri yang berbicara kepada Al Jazeera dari Boston, “Saya rasa masyarakat tidak ingin memberi Israel lebih banyak kendali teritorial atas tanah Arab.”
“Kami ingin mereka keluar dari tanah Arab dan beralih ke perundingan politik, yang akan memberikan hak penuh kepada Israel dan Palestina, sama seperti Mesir mendapatkan hak penuh ketika mereka berdamai dengan Israel.”
Sebelumnya, Israel harus mengambil kendali penuh atas koridor perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir untuk memastikan “demiliterisasi” wilayah tersebut.
Baca Juga: 58 Warga Gaza yang Kelaparan Syahid Ditembaki di Perlintasan Zikim
Itu diungkapkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Itu bisa memicu perang dengan Mesir yang menguasai perbatasan Rafah. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency MINA
Baca Juga: Pasukan Israel Tembak Seorang Anak di Gaza Saat Ambil Bantuan