Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesir Tutup Lagi Perbatasan Rafah Setelah Dibuka Tiga Hari

Rana Setiawan - Rabu, 14 Desember 2016 - 02:56 WIB

Rabu, 14 Desember 2016 - 02:56 WIB

288 Views

Perlintasan Rafah.(Arsip)

rafah.jpg" alt="" width="620" height="350" /> Perlintasan Rafah.(Arsip)

 

Kairo, 13 Rabi’ul Awwal 1438/13 Desember 2016 (MINA) – Pemerintah Mesir menutup kembali perlintasan Rafah di perbatasan Mesir  dengan Jalur Gaza yang diblokade pada Selasa (13/12) pagi setelah dibuka selama tiga hari berturut-turut.

Menurut keterangan pers Komite Perlintasan dan Perbatasan Gaza, sekitar 2.000 penumpang meninggalkan daerah kantong pantai Palestina yang diblokade dan sekitar 1.500 tiba dari Mesir selama pembukaan tiga hari.

Pernyataan itu menambahkan bahwa pihak berwenang Mesir membantah 158 penumpang masuk ke Jalur Gaza untuk alasan yang tidak ditentukan, demikian Ma’an News melaporkannya sebagaimana dikutip MINA.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Sepanjang pembukaan, prioritas diberikan kepada “kasus kemanusiaan” termasuk pasien medis, mahasiswa yang belajar di luar Gaza, dan ekspatriat, selain pemegang paspor Mesir.

Mesir telah menutup perbatasan Rafah selama tiga tahun terakhir, sejak tersingkirnya mantan Presiden Muhammad Mursi pada 2013 dan menaikkan kekuatan Presiden Abdul Fattah Al-Sisi di Mesir, karena alasan keamanan, sementara Rafah adalah penghubung utama bagi warga Gaza ke dunia luar,

Penyeberangan hanya dibuka sewaktu-waktu oleh pihak berwenang Mesir. Pada 2015, penyeberangan Rafah ditutup selama 344 hari dari jumlah hari 365 setahun, tapi telah lebih sering sejak awal 2016.

Blokade Israel selama hampir satu dekade telah mengakibatkan lebih dari 1,8 juta warga Palestina di Jalur Gaza mengalami kemiskinan ekstrim dengan  tingkat pengangguran tertinggi di dunia.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Infrastruktur Gaza belum pulih dari kehancuran tiga agresi militer Israel selama enam tahun terakhir. Rekonstruksi yang lambat dan kadang-kadang stagnan, makin memperburuk situasi akibat blokade, sehingga PBB pada September lalu  memperingatkan bahwa Gaza tak layak lagi “dihuni” pada tahun 2020. (T/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

https://www.maannews.com/Content.aspx?id=774397

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Rekomendasi untuk Anda