Kairo, 8 Syawal 1434/15 Agustus 2013 (MINA) – Kabinet Mesir mengumumkan jam malam sebelas jam di 14 provinsi selama satu bulan dimulai pada Rabu (14/8), karena kekerasan politik yang berkecamuk di seluruh Mesir.
Juru Bicara Kabinet Sherif Shawqi mengatakan bahwa jam malam diberlakukan dari 19:00 sampai 06:00 waktu setempat. Berlaku untuk provinsi Kairo, Giza, Alexandria, Beni Sueif, Minya, Assiut, Sohag, North Sinai, Sinai Selatan, Suez, Ismailia dan Beheira.
Sebuah pernyataan berikutnya menambahkan dua provinsi Qena dan Fayoum ke dalam daftar, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Shawqi mengatakan bahwa pelanggar akan menghadapi penangkapan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sebelumnya Rabu, Presiden Sementara Adly Mansour juga menyatakan keadaan darurat selama sebulan.
Dalam sebuah pernyataan, Mansour mengatakan bahwa tentara ditugaskan untuk membantu polisi mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban, melindungi publik dan milik pribadi dan kehidupan masyarakat.
Keadaan darurat memungkinkan aparat keamanan untuk menangkap warga negara tanpa dakwaan sebelumnya dan melakukan pencarian dari rumah dan kendaraan tanpa izin pengadilan.
Langkah ini terjadi beberapa jam setelah pasukan keamanan membubarkan paksa dua aksi duduk yang dipentaskan oleh pendukung presiden terguling Muhammad Mursi di Kairo dan Giza awal Rabu pagi.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Sementara itu, BBC melaporkan bahwa pasukan keamanan mengatakan 95 orang telah tewas. Tapi Ikhwanul Muslimin, yang mendukung protes, mengatakan ratusan telah meninggal.
Mohamed al-Beltagi, seorang tokoh Ikhwanul Muslimin sekaligus Partai Kebebasan dan Keadilan, mengatakan lebih dari 300 orang telah tewas dalam pembubaran paksa terhadap dua aksi duduk yang dipentaskan oleh para pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi.
“Peluru menghujani kepala kita,” kata al-Beltagi, pendukung Mursi yang tetap di dalam lokasi protes yang terkepung. “Lebih dari 300 orang telah tewas.”
Asma’ Mohamed al-Beltagi, puterinya yang berumur 17 tahun ditembak di punggung dan dadanya, media melaporkan berdasarkan pernyataan kakak korban.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Seorang juru kamera yang bekerja untuk Sky News, Mick Deane, juga telah tewas.
Tak lama setelah fajar Rabu pagi, buldoser lapis baja bergerak jauh ke dalam kamp protes utama di luar timur masjid Rabaa al-Adawiya.
Para pejabat mengatakan kamp protes lainnya, di Nahda Square, juga telah dibersihkan.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk kekerasan itu.
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
“Ia mendesak semua orang Mesir untuk memusatkan upaya mereka pada mempromosikan rekonsiliasi yang benar-benar inklusif,” kata juru bicaranya, Martin Nesirky. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Julani Sampaikan Pidato Kemenangan
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir