Kairo, 8 Syawal 1434/15 Agustus 2013 (MINA) – Presiden Sementara Mesir Adly Mansour mengumumkan, Rabu (14/8), keadaan darurat nasional selama sebulan setelah kekerasan politik mengamuk di negeri itu.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden mengatakan bahwa tentara ditugaskan untuk membantu polisi mengambil langkah apapun yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban, melindungi publik dan milik pribadi serta kehidupan masyarakat yang aman.
Pengumuman keadaan darurat itu memungkinkan aparat keamanan menangkap warga dan melakukan pencarian pada rumah dan kendaraan tanpa izin pengadilan.
Keputusan ini diambil beberapa jam setelah pasukan keamanan membubarkan paksa dua aksi duduk yang dipentaskan oleh para pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi di Kairo dan Giza, Rabu dini hari, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Sementara itu, BBC melaporkan bahwa pasukan keamanan mengatakan 95 orang telah tewas. Tapi Ikhwanul Muslimin, yang mendukung protes, mengatakan ratusan telah meninggal.
Mohamed al-Beltagi, seorang tokoh Ikhwanul Muslimin sekaligus Partai Kebebasan dan Keadilan, mengatakan lebih dari 300 orang telah tewas dalam pembubaran paksa terhadap dua aksi duduk yang dipentaskan oleh para pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi.
“Peluru menghujani kepala kita,” kata al-Beltagi, pendukung Mursi yang tetap di dalam lokasi protes yang terkepung. “Lebih dari 300 orang telah tewas.”
Asma’ Mohamed al-Beltagi, puterinya yang berumur 17 tahun ditembak di punggung dan dadanya, media melaporkan berdasarkan pernyataan kakak korban.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Seorang juru kamera yang bekerja untuk Sky News, Mick Deane, juga telah tewas.
Tak lama setelah fajar Rabu pagi, buldoser lapis baja bergerak jauh ke dalam kamp protes utama di luar timur masjid Rabaa al-Adawiya.
Para pejabat mengatakan kamp protes lainnya, di Nahda Square, juga telah dibersihkan.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk kekerasan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Ia mendesak semua orang Mesir untuk memusatkan upaya mereka pada mempromosikan rekonsiliasi yang benar-benar inklusif,” kata juru bicaranya, Martin Nesirky. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan