Kairo, MINA – Mesir telah menguraikan empat rencana untuk mengurangi efek dari pengisian kedua Bendungan Renaisans Besar Etiopia (GERD) pada sistem irigasi negara.
Mohammed Ghanem, Juru Bicara Kementerian Sumber Daya Air dan Irigasi Mesir mengatakan, Kementerian ingin memastikan sistem air yang kuat di bawah semua skenario yang memungkinkan.
“Kami memiliki empat rencana besar untuk mengurangi dampak dari setiap potensi krisis,” katanya dalam sebuah pernyataan, demikian Arab News melaporkan, Selasa (4/5).
Ghanem mengatakan, Kementerian telah mulai meningkatkan dan melapisi lebih dari 8.200 km saluran irigasi dengan biaya keseluruhan sebesar EGP18 miliar ($ 1,1 miliar) untuk mengurangi limbah air.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
“Rencana kedua adalah pemeliharaan dan pembangunan 92 stasiun pompa dan pengangkatan air, yang beroperasi dengan efisiensi tinggi, terutama selama permintaan yang banyak,” ujarnya.
Ghanem mengatakan bahwa rencana ketiga adalah meresmikan instalasi pengolahan air limbah Al-Mahsama di Ismailia dengan drainase 1 juta meter kubik setiap hari, dan instalasi pengolahan air limbah Bahr Al-Baqar, yang mengolah 5 juta meter kubik setiap hari.
Bahr Al-Baqar adalah pabrik pengolahan air limbah terbesar di dunia. Peresmian instalasi pengolahan air limbah Hammam untuk melayani proyek-proyek delta baru juga merupakan bagian dari rencana ketiga.
Rencana keempat, kata Ghanem, adalah mendorong petani untuk menggunakan metode irigasi modern di daerah gurun.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
“Pertanian mengkonsumsi proporsi terbesar dari sungai Nil,” katanya.
Ia mengatakan, Kairo sebenarnya masih menentang pengisian kedua bendungan itu, yang akan berdampak negatif bagi Mesir dan Sudan.
Ghanem menambahkan, Ethiopia tidak menghasilkan energi tahun lalu, dan mungkin tidak akan menghasilkan energi tahun ini, tetapi berupaya untuk memberlakukan kebijakan fait accompli yang ditolak oleh Kairo.
Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) merupakan bendungan terbesar di Afrika yang diluncurkan sembilan tahun lalu pada April 2011 oleh pemerintah Ethiopia, bertujuan mengubah negara miskin menjadi pembangkit pusat ekonomi dan pertanian, selain itu GERD akan dapat menghasilkan tenaga listrik yang besar dengan air yang dibendungnya itu. (T/R6/RI-1)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mi’raj News Agency (MINA)