Gaza, MINA – Setelah tiga tahun percobaan, impian Abdul Qadir Bakr untuk mengekstraksi vitamin dari alga yang dikenal sebagai spirulina menjadi kenyataan.
Abdul Qadir Bakr (28), seorang pemuda dari kamp pengungsi Al-Shati, sebelah barat kota Gaza, lulus dari jurusan Asisten Insinyur Pertanian. Dia telah mendirikan pertanian pertama di Palestina yang berspesialisasi dalam mengekstraksi vitamin dari alga “Spirulina”.
Blokade Israel yang kejam di Gaza mendorong warga Palestina menciptakan cara-cara inovatif untuk bertahan hidup dan berkembang.
Kebutuhan kritis akan sumber vitamin dan mineral bergizi di Jalur Gaza mendorong Bakr menyediakan alternatif bagi penduduk Gaza, dalam menghadapi malnutrisi yang meluas dan harga impor yang mahal.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Bakr menjelaskan kepada PIC bagaimana dia mendapatkan ide itu. “Suatu hari saya menemukan publikasi ilmiah yang mengenalkan saya pada manfaat alga jenis ini,” katanya, termasuk penggunaannya dalam nutrisi dan pupuk untuk tumbuhan dan hewan. Penasaran, dia mulai mempelajari lebih lanjut.
“Spirulina algae adalah sejenis ganggang biru-hijau yang menyerap sinar matahari agar sel-selnya menghasilkan nutrisi yang membantu menjaga pH tubuh,“ ujarnya.
Selama penyebaran virus COVID-19 pada tahun 2020, Bakr menjalani pelatihan online melalui universitas Mesir, mempelajari mekanisme produksi alga dan mengekstraksi vitamin dari bahan itu.
“Itu tidak mudah, karena saya tinggal di jalur Gaza, yang telah berada di bawah blokade Israel selama 17 tahun,” katanya.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
“Banyak barang dan material penting dicegah memasuki Gaza, yang membuat misi saya tidak mungkin tercapai.” Namun, didorong oleh kondisi kehidupan yang kritis di bawah pengepungan Israel, Bakr menolak untuk dihalangi, dan melakukan berbagai upaya menemukan produk yang berguna untuk membantu mereka yang bertahan di bawah blokade.
Bakr memulai proses penemuannya dengan terlebih dahulu menghubungi spesialis melalui Internet di banyak negara, mencari bantuan dan bimbingan untuk membantunya melakukan percobaan di Jalur Gaza, dan memeriksa apakah lingkungannya sesuai. Dia menambahkan, “Saya juga mencari kemungkinan membudidayakannya di Gaza.”
Menyediakan bahan hidup dan komponen yang diperlukan untuk menumbuhkan alga di dalam Jalur Gaza merupakan tantangan terbesar yang dihadapi Bakr hingga ia mampu mengimpornya.
Dia membawa sampel alga dari luar negeri dan bereksperimen untuk menyesuaikannya dengan iklim Gaza. Beberapa eksperimen berhasil, dan yang lainnya gagal.
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel
Proses produksi dimulai dan ganggang mulai meningkat potensinya. Dia mengirim sampel ke spesialis di Mesir untuk diperiksa guna memastikan keberhasilannya.
Proses ini didera dengan tantangan yang diciptakan otoritas blokade dan pendudukan. Bakr berkata, “Saya mengirim sampel ke spesialis di luar Gaza untuk memastikan keberhasilan atau kegagalannya, tetapi sampelnya berkali-kali rusak. Pada satu kesempatan pihak berwenang benar-benar mencegah sampel masuk, dan di lain waktu sampel ditunda selama beberapa jam saat melintasi perbatasan.”
Bakr mengatakan alga yang dia hasilkan adalah strain bakteri biru-hijau yang digunakan di lebih dari satu bidang karena nilai nutrisinya yang tinggi sebagai sumber mineral dan protein.
“Alga ini cocok untuk penggunaan tanaman sebagai pupuk organik sebagai alternatif pupuk kimia. Mereka juga digunakan sebagai suplemen makanan dan meningkatkan kekebalan tubuh hewan, mengurangi timbulnya penyakit.”
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Agar manusia mendapat manfaat dari mengonsumsi ganggang, dia menyarankan untuk mencampurkan spirulina dengan jus, air, salad, atau makanan lainnya.
Setelah mendapat persetujuan resmi dari Kementerian Kesehatan dan Pertanian; Bakr berencana mendapatkan komersialisasi produknya. Dia berharap proyek ini akan mencapai sukses besar. (T/R7/R1)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Ditulis oleh Wafa Aludaini, Jurnalis dan Aktivis yang tinggal di Gaza. Dia menulis laporan ini untuk Pusat Informasi Palestina (PIC).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza