Kayangan, Lombok Utara, MINA – Memasuki 1,5 bulan pengerjaan, kemajuan pembangunan mushala yang dibangun Lembaga Kemanusiaan Medis Kegawatdaruratan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mencapai lebih dari 50 persen.
Site Manager program, Ir. Nur Ikhwan Abadi mengatakan kendala terbesar pembangunan di wilayah ini adalah sulitnya air baik untuk aktifitas pembangunan maupun untuk keperluan sehari-hari.
Ia mengatakan pembangunan masih terus berlanjut dan saat ini sedang dilakukan pemasangan begisting dan pembesian atap, serta pemasangan instalasi listrik.
“Air di sini kurang lancar, karena memakai saluran irigasi dan bergantian. Tiap hari Jumat dan Rabu, air berhenti mengalir karena dialihkan ke kampung lain. Bahkan pernah selama tiga hari air tidak mengalir,” ujar Nur Ikhwan.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Berawan Tebal Akhir Pekan Ini
“Musim kemarau ini mata air mengecil dan warga berebutan untuk mendapatkan air. Alhamdulillah, pada pertengahan Juli lalu, dari Dinas Damkar Pos Kayangan sempat mengirimkan 2.000 liter air gratis ke sini,” tambahnya.
Untuk keperluan pembangunan dan kebutuhan sehari-hari, Nur Ikhwan dan Tim membuat tampungan air sementara dengan memakai terpal dan menyediakan tank kapasitas 1.100 liter. Tim juga membuat tampungan untuk mengalirkan air dari atap guna menampung air hujan.
“Kami membuat tampungan air dari terpal, seperti yang pernah kami lakukan di Rakhine State, Myanmar, karena air di sana juga sulit,” kata relawan yang pernah bertugas sebagai Site Manager Pembangunan RS Indonesia di Rakhine State (Myanmar) dan Jalur Gaza (Palestina) ini.
Untuk itu, menggunakan donasi yang ada, setelah pembangunan selesai, MER-C berencana melanjutkan program pencarian sumber air dan pembuatan sumur untuk mengatasi permasalahan air di wilayah ini.
Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam, Usaha Maksimal untuk Al-Aqsa
“Kami sudah arahkan teman-teman relawan baik relawan MER-C Cabang Mataram dan relawan pembangunan untuk mencari sumber air dan membuat sumur bagi kepentingan mushalla, sekolah dan juga warga sekitar. Mohon doanya semoga rencana ini dimudahkan,” ujar Faried Thalib, salah satu Presidium MER-C yang berlatar belakang insinyur, yang mengomandoi program-program konstruksi MER-C baik di wilayah konflik dan bencana alam, di dalam maupun di luar negeri.
Selain melaksanakan tugas pembangunan, para relawan yang semuanya pernah bertugas di Jalur Gaza (Palestina) untuk membangun RS Indonesia, menyempatkan diri untuk memenuhi undangan dari kampung-kampung sekitar. Hal ini dalam rangka bersilaturahmi dan sharing pengalaman melakukan pembangunan RS Indonesia di wilayah terblokade dan rawan agresi tersebut.
Apabila tidak ada kendala, pembangunan bantuan mushala di Lombok diperkirakan memakan waktu tiga bulan dan diharapkan bisa rampung pada akhir September 2022. (R/R7/R1)
Baca Juga: Perintah Membaca Sebelum Bebaskan Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)