Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metode Dakwah Rasulullah: Hikmah dan Keteladanan

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - Kamis, 13 Maret 2025 - 14:03 WIB

Kamis, 13 Maret 2025 - 14:03 WIB

32 Views

Ilustrasi

DAKWAH Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan manifestasi dari wahyu Ilahi yang mengajarkan kebenaran dengan penuh hikmah dan keteladanan. Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman,

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik” (Qs. An-Nahl: 125).

Ayat ini menjadi pedoman utama dalam dakwah Islam, menekankan pentingnya kebijaksanaan dan keteladanan dalam menyampaikan kebenaran. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya menyampaikan ajaran secara lisan, tetapi juga menunjukkan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi bukti nyata dari risalah yang beliau bawa.

Baca Juga: Silaturahim dengan Sulaturahmi, Ternyata Berbeda Makna

Metode dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki berbagai tahapan yang disesuaikan dengan kondisi umat. Di awal kenabiannya, beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun kepada orang-orang terdekat yang memiliki hati terbuka terhadap kebenaran. Strategi ini menunjukkan bahwa dakwah tidak selalu harus dilakukan secara terbuka, tetapi dapat dimulai dari kelompok kecil yang memiliki pemahaman kuat sebelum menyebarkannya ke khalayak luas.

Setelah tiga tahun berdakwah secara rahasia, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mendapat perintah untuk berdakwah secara terang-terangan,

وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ ٱلْأَقْرَبِينَ

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (Qs. Asy-Syu’ara: 214)

Beliau mulai mengajak penduduk Mekah kepada tauhid, menghadapi berbagai tantangan dan penolakan dari kaum Quraisy. Namun, beliau tetap bersabar, menunjukkan akhlak yang luhur, dan tidak membalas keburukan dengan keburukan.

Baca Juga: Keistimewaan Puasa Enam Hari Bulan Syawal Seperti Berpuasa Setahun

Salah satu metode utama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam dakwah adalah dengan keteladanan (uswah hasanah). Allah Ta’ala menegaskan dalam Al-Qur’an,

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” (Qs. Al-Ahzab: 21).

Keteladanan ini tampak dalam kesabaran beliau menghadapi cercaan, kejujuran dalam perniagaan sebelum kenabian, serta kasih sayang kepada umat manusia tanpa membedakan status sosial.

Dalam berdakwah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menerapkan metode mujadalah (berdialog dengan cara yang baik). Ketika berdebat dengan orang-orang Quraisy atau ahli kitab, beliau menggunakan argumen yang kuat namun tetap menjaga kesantunan. Hal ini mengajarkan bahwa dakwah tidak boleh dilakukan dengan kekerasan, tetapi dengan kebijaksanaan dan argumentasi yang jelas agar lawan bicara dapat memahami kebenaran Islam.

Baca Juga: Syawalan di Semarang, Potret Harmoni Budaya dan Peningkatan Ekonomi Rakyat

Metode lain yang digunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah pendekatan personal. Beliau sering berbicara langsung kepada individu atau kelompok kecil, seperti dakwah beliau kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang kemudian menjadi sahabat terdekat dan penyebar Islam yang gigih. Pendekatan ini menunjukkan pentingnya memahami karakter mad’u (objek dakwah) agar pesan yang disampaikan lebih efektif.

Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga memanfaatkan momentum dalam dakwahnya. Misalnya, saat musim haji, beliau menemui kabilah-kabilah yang datang ke Mekah untuk memperkenalkan Islam kepada mereka. Inilah yang menyebabkan berkembangnya Islam di luar Mekah, termasuk di Yatsrib (Madinah), yang kelak menjadi pusat peradaban Islam.

Dalam dakwahnya di Madinah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menerapkan metode institusional dengan mendirikan Masjid Nabawi sebagai pusat dakwah dan pendidikan. Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga tempat belajar, berkumpul, dan mengatur strategi dakwah serta pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa dakwah harus terstruktur dan memiliki sistem yang mendukung penyebaran Islam secara luas.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menunjukkan metode dakwah melalui pelayanan sosial. Beliau sering membantu fakir miskin, menyantuni anak yatim, dan memperlakukan budak dengan baik. Sikap ini menarik hati banyak orang untuk masuk Islam, karena mereka melihat keadilan dan kasih sayang dalam ajaran Islam yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Baca Juga: Sungkeman, Tradisi Penuh Makna dalam Momen Idul Fitri

Dalam menghadapi musuh, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam lebih mengutamakan pendekatan damai sebelum menggunakan kekuatan. Ketika menaklukkan Mekah (Fathu Makkah), beliau tidak membalas dendam kepada orang-orang Quraisy yang pernah menyakiti dan mengusirnya. Sebaliknya, beliau memberikan amnesti umum dengan berkata, “Pergilah, kalian semua bebas.” Sikap ini menyebabkan banyak penduduk Mekah masuk Islam dengan penuh kesadaran.

Penting untuk dicatat bahwa dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya berfokus pada aspek akidah, tetapi juga pada pembentukan karakter dan masyarakat yang berkeadilan. Beliau menanamkan nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, kasih sayang, dan kepedulian sosial dalam kehidupan umat Islam, sehingga Islam menjadi agama yang menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia.

Kesuksesan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak lepas dari strategi yang beliau gunakan serta pertolongan Allah Ta’ala. Metode yang beliau terapkan tetap relevan hingga hari ini bagi para da’i dan umat Islam dalam menyebarkan dakwah. Hikmah dan keteladanan dalam berdakwah harus tetap dijaga agar Islam dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat dengan hati yang terbuka.

Dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan bagi umat Islam sepanjang masa. Beliau tidak hanya menyampaikan wahyu, tetapi juga menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan menggabungkan hikmah, keteladanan, dan strategi yang tepat, Islam dapat tersebar luas dan diterima dengan baik. Maka, bagi setiap Muslim yang ingin berdakwah, hendaknya meneladani metode yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam agar dakwahnya membuahkan hasil yang maksimal dan diridhai oleh Allah SWT.[]

Baca Juga: Kerasnya Hati Orang Yahudi

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Wae Rebo: Desa di Atas Awan dengan Rumah Adat Unik

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
MINA Preneur
Kolom