Washington, MINA – Microsoft telah memecat dua karyawan yang menyelenggarakan acara peringatan di dalam kantor pusat perusahaan di Washington sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang menjadi korban genosida Israel di Gaza. Demikian dikutip dari MEMO, Senin, (28/10).
Pendudukan Israel telah membunuh 43.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 100.000 orang sejak Oktober tahun lalu, dengan 11.000 orang hilang, diduga gugur di bawah reruntuhan rumah mereka dan infrastruktur sipil lainnya yang dihancurkan Zionis Israel.
Dua karyawan atas naman Abdo Muhammad dan Hossam Nasr mengatakan bahwa mereka menyelenggarakan acara peringatan di kantor pusat perusahaan tersebut untuk menghormati para korban genosida di Gaza dan menarik perhatian terhadap keterlibatan Microsoft dalam genosida ini.
Kedua karyawan tersebut mengatakan bahwa acara peringatan ini serupa dengan kampanye donasi lain yang telah disetujui dan diselenggarakan perusahaan untuk orang-orang yang membutuhkan, seraya menambahkan, “Kami menerima berita tentang pemecatan kami beberapa jam setelah acara peringatan.”
Baca Juga: Israel 52 Kali Langgar Perjanjian Gencatan Senjata Sejak 27 November Lalu
Microsoft, yang menggunakan sistem kecerdasan buatannya untuk mengklasifikasikan dan menyaring informasi seiring dengan meningkatnya jumlah data yang disimpan tentang warga Palestina dan Jalur Gaza, mengumumkan setelah acara peringatan bahwa mereka “mengakhiri pekerjaan beberapa orang sesuai dengan kebijakan internal,” tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Sejak dimulainya genosida Israel di Gaza, Microsoft telah mengalami kekacauan internal, dengan manajemen perusahaan yang diduga bias terhadap karyawan yang berdiri dalam solidaritas dengan warga Palestina, lebih memihak mereka yang mendukung Israel. Perusahaan telah menutup komentar dalam sistem pesan internal dalam solidaritas dengan Palestina dan Gaza.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Kecam Perintah Israel yang Menyita Pengeras Suara di Masjid