Mosul, 22 Shafar 1438/22 November 2016 (MINA) – Pasukan milisi paramiliter Syiah Irak bergerak maju untuk memotong rute pasokan Islamic State (ISIS/Daesh) dengan Mosul, kota yang ingin dibebaskan oleh pasukan Pemerintah Irak bersama sekutunya.
Pemotongan jalan barat di Tal Afar oleh Pasukan Mobilisasi Populer akan menutup Mosul, karena kota terbesar kedua di Irak itu sudah di kepung dari arah utara, selatan, dan timur oleh pasukan pemerintah dan Peshmerga Kurdi.
Pasukan Unit Badan Anti-Terorisme milik Pemerintah Irak yang dilatih oleh Amerika Serikat, telah berhasil menjebol pertahanan ISIS di Mosul timur pada akhir Oktober dan sedang berperang untuk memperluas pijakan mereka di pusat kota, demikian Al-Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Seorang sopir truk mengatakan, jalan menuju Tal Afar (60km barat Mosul) tidak lagi aman. Dua hari yang lalu, sopir itu membawa buah dan sayuran dari Raqqa, kota di Suriah yang menjadi markas ISIS yang lain.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Ia mengatakan, ia melihat tiga truk terbakar di jalan sementara pertempuran berkecamuk di sekitarnya.
“Ini adalah terakhir kali saya berkendara di jalan ini, itu akan dipotong,” katanya kepada kantor berita Reuters melalui telepon dengan status anonim.
Keterlibatan milisi Syiah di sekitar Mosul yang mayoritas berwarga Sunni dan penargetan Tal Afar, dinilai oleh pengamat sangat memecah belah.
Keterlibatan pasukan milisi Syiah telah memicu kekhawatiran warga lokal tentang kemungkinan terjadinya pembunuhan balas dendam terhadap warga berpaham Sunni.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa Ankara akan merespon jika milisi “menyebabkan teror” di Tal Afar.
Namun, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi mencoba meredakan kekhawatiran pembunuhan atas latar etnis dan sektarian di Tal Afar. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon