Bangui, Afrika Tengah, 5 Dzulqa’dah 1435/31 Agustus 2014 (MINA) – Kekerasan selama tiga hari meletus di Bangui, ibukota Republik Afrika Tengah, dipicu oleh milisi Kristen Anti-Balaka yang membunuh dua anak laki-laki muslim berusia 14-15 tahun.
Anggota Dewan Transisi National, Gaetan Roch-Moloto A-Kenguemba, mengatakan, setidaknya 50 orang tewas dalam bentrokan antara milisi Seleka yang mayoritas Muslim dan milisi Kristen di Boda, sebuah kota di Bangui Selatan, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
“Konfrontasi dimulai hari Rabu dan terus berkecamuk hingga Jumat, menyebabkan sedikitnya 50 orang tewas, ” kata A-Kenguemba, Sabtu (30/8), namun dia tidak menyebutkan secara rinci identitas para korban.
A-Kenguemba menjelaskan, Boda menjadi kota konflik, di mana 15.000 warga Muslim dan 25.000 non-Muslim telah menghadapi kekerasan melanda kota mereka.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Penyebab konflik bermula tatkala dua anak lelaki Muslim keluar untuk mengumpulkan kayu bakar, tapi keduanya kemudian ditangkap dan dibunuh oleh anggota Anti-Balaka, dan memicu reaksi balasan dari milisi Muslim Seleka, yang memaksa warga Kristen dan non-Muslim lainnya melarikan diri ke hutan.
Negara kaya yang penduduk mayoritasnya Kristen itu, terjerumus dalam anarki sejak tahun lalu, ketika Seleka menggulingkan Presiden Francois Bozize, seorang Kristen yang naik ke kekuasaan dalam kudeta 2003, dan diganti Michel Djotodia, seorang Muslim, sebagai Presiden Sementara.
Konflik politik bergeser kepada kekerasan sektarian antara Muslim dan Kristen ketika mantan pasukan Seleka yang tidak terkendali melakukan kekerasan terhadap warga mayoritas.
Kekerasan anti-Muslim melonjak setelah Djotodia mengundurkan diri pada Januari dan digantikan oleh Catherine Samba-Panza, seorang Kristen yang sebelumnya menjabat sebagai walikota ibukota Bangui.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Milisi Anti-Balaka bersama warga Kristen melakukan pembantaian terhadap warga Muslim minoritas yang dianggap mendukung milisi Seleka. Kejahatan milisi Kristen menjurus kepada pembersihan etnis Muslim.
Menurut Badan Pengungsi PBB (UNHCR), sejak Desember lalu, sekitar 173.000 orang terlantar akibat kekerasan sektarian, sementara 37.000 lainnya mengungsi ke negara tetangga. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa